Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dunia
'Parade Rest' dan 'CBDM', 2 Istilah yang Dipakai 4 Tersangka Penganiayaan saat Setrap Putu STIP
olres Metro Jakarta Utara menggandeng ahli bahasa dalam proses pengungkapan tersangka kasus penganiayaan maut taruna STIP.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Polres Metro Jakarta Utara menggandeng ahli bahasa dalam proses pengungkapan tersangka kasus penganiayaan maut terhadap taruna tingkat 1 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19).
Ahli bahasa diperlukan untuk mengartikan maksud dari ujaran-ujaran para tersangka ketika melakukan perploncoan terhadap korban, Jumat (3/5/2024) lalu.
Pasalnya, menurut Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan, ada beberapa istilah tertentu yang hanya diketahui oleh para taruna STIP tersebut.
"Kami menggunakan atau melakukan pemeriksaan terhadap ahli bahasa, karena memang ada bahasa-bahasa pakemnya mereka yang kemudian mempunyai makna tersendiri," jelas Gidion, Kamis (9/5/2024).
Polisi belakangan sudah menetapkan tersangka terhadap empat taruna tingkat 2 STIP Jakarta yang tak lain adalah senior korban.
Setelah Tegar Rafi Sanjaya (21) yang menjadi tersangka utama penganiayaan, tiga rekan seangkatannya juga ditetapkan tersangka karena dianggap ikut serta dalam melakukan tindak pidana.
Tiga tersangka tambahan itu masing-masing FA alias A, WJP alias W, dan KAK alias K.
Gidion memaparkan, ketiganya memiliki peran masing-masing dalam kasus ini, serta mengucapkan beberapa istilah tertentu saat melakukan tindak pidana itu.

FA berperan memanggil korban dan empat rekannya dari lantai 3 ke lantai 2, karena menganggap kelima juniornya itu melakukan kesalahan yakni memakai baju olahraga ke ruang kelas.
"Dia mengatakan, woi, tingkat satu yang pakai PDO (pakaian dinas olahraga), sini! Jadi turun dari lantai 3 ke lantai 2," jelas Gidion.
Selanjutnya, tersangka WJP berperan memprovokasi tersangka Tegar untuk melakukan pemukulan terhadap korban Putu.
WJP juga meminta Putu untuk tidak mempermalukan dirinya dan harus kuat menerima pukulan.
Ia menyebut korban sebagai CBDM yang selanjutnya diduga kuat memiliki kepanjangan "calon bas drum" atau istilah untuk pemegang salah satu instrumen dalam drumband STIP Jakarta.
"Jangan malu-maluin CBDM, kasih paham. Ini bahasa mereka," kata Kapolres mengungkapkan ujaran yang dilontarkan tersangka WJP.
Kombes Gidion Arif Setyawan
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)
Putu Satria Ananta Rustika
penganiayaan
Sederet Fakta Orang Tua Calon Taruna STIP Minta Seleksi Dibuka: Ratusan Anak Sudah Latihan Fisik |
![]() |
---|
Orang Tua Calon Taruna Ngotot Sekolahkan Anaknya ke STIP, Tak Takut Potensi Jadi Korban Seperti Putu |
![]() |
---|
Terpampang Foto Tersangka Utama Kematian Taruna STIP di Kuburan: 'Ini Wajah Pembunuh Saudara Kami' |
![]() |
---|
Tiga Hari Sebelum Tewas, Taruna STIP Minta Hal Ini Ke Ayahnya: "Ini Seperti Keinginan Terakhirnya" |
![]() |
---|
Digelar Hari Ini, Prosesi Pengabenan Putu Satria Taruna STIP Jakarta Diiringi Motor Kesayangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.