Pemilu 2024

Anak Abah Ngambek Bikin Suara Anies di Jabar Tak Solid ke Syaikhu-Ilham, Terpecah ke Dedi Mulyadi

Suara Anies Baswedan hasil Pilpres 2024 di daerah Jawa Barat (Jabar) terpecah pada Pilkada 2024 ini.

Bahkan elektabilitas PKS di Jabar anjlok.

Pada survei Indikator kali ini, PKS mendapatkan elektabilitas 9,6 persen.

Padahal pada survei periode Juli 2024, elektabilitas partai yang terkenal dengan perkaderannya itu mencapai 13,2 persen.

Dalam tempo dua bulan saja, PKS kehilangan tingkat keterpilihannya sampai 3,6 persen.

Survei ini dilakukan pada 2-8 September 2024 dengan melibatkan 1.200 responden yang diambil melalui metode simple random sampling.

Margin of error survei ini sekitar ± 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen, responden berasal dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

Anak Abah Ngambek

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menganalisis, rendahnya elektabilitas pasangan PKS dan NasDem karena pengaruh Anak Abah, alias pendukung Anies Baswedan.

PKS memang identik dengan Anies, berlatar Pilkada Jakarta 2017 lalu dan Pilpres 2024 yang saling mendukung.

Terlebih Anies karib dengan corak Islam dan modern seperti halnya PKS.

Namun, batalnya PKS mengusung Anies di Pilkada Jakarta membuat anak abah ngambek kecewa, termasuk yang berada di Jabar.

Sehingga, Anak Abah tidak menunjukkan dukungannya kepada calon PKS, sang Presiden, Ahmad Syaikhu.

"Kemarin sempat muncul nama Anies Baswedan sebagai calon gubernur yang pertama kali dilontarkan oleh PKS di Jakarta. Kemudian PKS dalam konteks Pilkada Jakarta itu berkoalisi dengan KIM (Koalisi Indonesia Maju) mengusung pasangan Ridwan Kamil dan suswono."

"Nah kalau Teori ini benar bahwa pendukung Anies Baswedan masih tanda kutip ngambek karena merasa diprank oleh PKS karena junjungannya gagal mencalonkan diri," papar Burhanuddin pada saat rilis survei tersebut, Kamis (12/9/2024).

"Maka kalau teori itu benar ada keengganan dari sebagian pendukung Anies untuk memilih Ahmad Syaikhu dan Ilham Akbar Habibie," lanjutnya.

Namun, kata Burhanuddin, analisis itu masih harus diuji. Sebab waktu survei sangat dekat dengan batas akhir pendaftaran Pilkada, di mana kekecewaan Anak Abah masih tinggi.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved