Viral di Media Sosial

SOSOK Adhel Setiawan yang Kontra Barak Militer ala Dedi Mulyadi, Didebat Emak-emak: Solusinya Apa?

Adhel Setiawan sempat diajak debat oleh orang tua siswa yang juga berasal dari Bekasi, Sofiyah.

Tangkapan layar YouTube Catatan Demokrasi dan YouTube KDM Channel
POLEMIK BARAK MILITER - Orang tua siswa, Adhel Setiawan sempat berdebat dengan emak-emak, Sofiyah yang pro terhadap kebijakan barak militer untuk siswa nakal yang digagas Dedi Mulyadi. (Tangkapan layar YouTube Catatan Demokrasi dan YouTube KDM Channel). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang wali murid asal Babelan, Kabupaten Bekasi, Adhel Setiawan, yang berada di sisi berlawanan terhadap kebijakan pendidikan barak militer untuk siswa nakal, kembali menyatakan penolakannya. 

Adhel sempat diajak debat oleh orang tua siswa yang juga berasal dari Bekasi, Sofiyah. Sofiyah pro dengan kebijakan Dedi Mulyadi itu.

Sofiyah menanyakan apa solusi terhadap anak nakal kepada Adhel jika tak setuju program Dedi Mulyadi tersebut.

"Coba solusinya menurut bapak itu gimana? Terutama anak-anak yang tawuran," kata Sofiyah seperti dikutip dari Catatan Demokrasi yang tayang di TV One pada Rabu (14/3/2025). 

Adhel menerangkan bahwa anak yang nakal itu disebabkan karena lingkungan sehingga orang tua harus turut campur membimbingnya bukan dimasukkan ke barak militer

"Anak nakal itu pasti disebabkan oleh lingkungan, enggak mungkin anak sudah ditakdirkan nakal enggak ada. Anak nakal bandel dan sebagainya karena bentukan lingkungan, baik itu medsos dan lingkungan sekitar. Tanpa filter dari orang tua," jawab Adhel. 

Namun, Sofiyah meminta agar Adhel bersabar menunggu program yang baru digagas itu untuk berjalan. 

Sebab, program tersebut masih baru berlangsung. 

"Tapi kan belum ada hasilnya juga," kata Sofiyah kepada Adhel. 

"Berarti anak jadi kelinci percobaan bu, enggak boleh anak jadi kelinci percobaan. Kalau gagal gimana? Enggak bisa," balas Adhel. 

Sofiyah lalu membantahnya.

Ia menyebut program tersebut dinilai bagus karena selama ini tidak ada penanganan untuk anak-anak yang terlibat tawuran dan narkoba kecuali diserahkan ke pihak kepolisian. 

"Itu bukan buat kelinci percobaan. Terus kayak negara ini anak yang tawuran selama ini harus ke mana?" kata Sofiyah. 

Adhel beralasan militer tak semestinya turut campur tangan dalam pembinaan terhadap seorang anak karena bertentangan dengan Undang Undang Dasar 1945. 

Anak yang 'sulit diatur' seharusnya diurus dan dibina oleh orang tua dan negara. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved