Besok Diterima DPR, Massa Ojol Bubar Tertib dari Aksi Demo
Mendekati pukul 18.00 WIB atau batas akhir menyampaikan pendapat, massa ojek dan taksi online membubarkan diri dari kawasan Patung Kuda
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Mendekati pukul 18.00 WIB atau batas akhir menyampaikan pendapat, massa ojek dan taksi online membubarkan diri dari kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Hal itu setelah perwakilan mereka yang sempat bertemu pihak Kementerian Perhubungan, telah berkumpul ke massa aksi dan menyampaikan hasil pertemuan.
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia (GARDA) Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan, esok perwakilan ojol akan diterima untuk hadir dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi V DPR RI.
Hal itulah yang membuat massa aksi hari ini tak jadi menggelar aksi di depan DPR RI.
"RDP besok jam 1 siang di komisi V DPR RI," kata Igun, Selasa (20/5/2025).
Bagi para pengendara ojek online, aksi hari ini bukan sebatas menang atau kalah, tetapi merupakan bentuk ikhtiar mereka dalam memperjuangkan nasib.

"Seenggaknya ada harapan, semoga aja besok di DPR langsung kasih kepastian apa yang diminta ojol bisa diterima," tutur pengendara ojek online bernama Rusli yang turut dalam aksi hari ini.
Adapun tuntutan utama aksi hari ini yakni meminta agar pihak aplikator menetapkan tarif potongan hanya 10 persen.
"Sekarang ini potongannya 20 persen. Tapi pada praktiknya mah lebih dari 20 persen dipotongnya, apalagi ada segala macam tarif promo yang sangat enggak masuk akal," keluhnya.
Sempat Memanas
Sebelumnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan para pengendara ojek online di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Selasa (20/5/2025) sempat memanas.
Hal itu terjadi saat mereka menolak jika negoisasi yang dilakukan di Kementerian Perhubungan terkait tuntutan mereka hanya diterima oleh pihak perwakilan kementerian tersebut.
Massa ingin yang menemui mereka adalah Menhub, Dudy Purwagandhi.
Adapun sosok yang menjadi perwakilan Kemenhub itu adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Ahmad Yani.
Selain disoraki massa, Yani dan timnya turut dilempari botol air mineral oleh massa.
Lantaran ditolak, Yani tidak jadi berdialog massa aksi.
Tak lama kemudian, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto yang tiba di lokasi bertindak menjadi negosiator, agar massa bisa diterima oleh pihak kementerian. Negoisasi akhirnya dilakukan di Kementerian Polkam.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.