Pramono dengan Dedi Mulyadi Bukan Sekadar Perang Dingin, Pengamat Baca Sentimen Pilpres 2029

Adu sindir Gubernur Jakarta Pramono Anung dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bukan sekadar perang dingin.

Youtube KPK
PERANG DINGIN DEDI PRAM - Kolase foto Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Rapat Koordinasi Penguatan Sinergi Pemberantasan Korupsi yang digelar KPK di Jakarta, Kamis (10/7/2025) lalu. Pramono dan Dedi disebut pengamat sedang perang dingin. 

Capaian jumlah gol hingga piala di berbagai kompetisi menjadi salah satu indikator penentu siapa yang lebih baik di antara kedunya.

"Kita masih ingat bagaimana rivalitas antara Lionel Messi dengan Ronaldo. Wah, hebat luar biasa. Dan bahkan dalam kesempatan di begitu banyak wawancara, Lionel Messi mengatakan bahwa dia bisa meningkatkan kualitasnya karena ada rival yang cukup luar biasa namanya Ronaldo."

"Begitu Ronaldo karena ada Lionel Messi lah kemudian dia terus berlatih menunjukkan bahwa dia adalah pemain terbaik dan bisa melampaui Lionel Messi," kata Adi.

Di Indonesia, Adi menggambarkan rivalitas Pramono dan Dedi Mulyadi bak permusuhan antara dua klub sepak bola daerahnya masing-masing, yang memiliki julukan El Clasico, Persija Jakarta dan Persib Bandung.

Pramono yang seorang Jakmania bersaing secara sportif dengan Dedi Mulyadi sebagai Bobotoh.

"Pada saat yang bersaman banyak juga yang mengatakan bahwa ternyata ya yang rivalitasnya itu agak sengit bukan hanya The Jak Persija dengan Bobotoh sebagai pendukungnya Persib," kata Adi.

Adi membaca salah satu faktor saling sindir yang menjadi perang terbuka Pramono dan Dedi Mulyadi adalah kompetisi politik level nasional, alias Pilpres.

Pemimpin tertinggi di Jakarta maupun di Jawa Barat, selalu dikaitkan dengan tiket maju menjadi capres maupun cawapres.

"Karena tentu gubernur-gubernur di dua provinsi ini adalah mereka yang selalu dikait-kaitkan dengan bagaimana menjadi calon pemimpin di masa-masa yang akan datang."

"Karena kita tahu siapapun yang jadi Gubernur Jawa Barat, siapapun yang jadi Gubernur Jakarta, biasanya kalau ada pemilu terutama Pilpres itu namanya masuk dalam bursa baik sebagai calon presiden ataupun sebagai calon wakil presiden."

"Ini tentu tidak terlepas dari karena dua gubernur di Jawa Barat ataupun di Jakarta di dua wilayah ini namanya populer sering dipergunjingkan manuver-manuver politiknya itu selalu dikaitkan dengan kompetisi di level politik nasional," paparnya.

Polemik Banjir Jakarta

Banjir menjadi polemik Pramono dan Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, Pramono memastikan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta pada Minggu (6/7/2025) pagi, disebabkan kiriman dari Bogor, Jawa Barat.

"Memang banjir yang terjadi pada hari ini adalah banjir kiriman yang paling utama. Karena curah hujan yang cukup tinggi di atas 200 liter," kata Pramono Anung di TMII Jakarta, Minggu (6/7/2025).

Pramono menjelaskan, saat itu Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta sudah membuka semua pompa untuk mempercepat banjir surut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved