Viral di Media Sosial

Kerja Nyaris 24 Jam, Perjuangan Anak Kuli di Kupang Tahu Adiknya Masuk UI, Suara Ibunda Bergetar

Kakak Margareta bekerja nyaris 24 jam saat adiknya diterima masuk Fakultas Psikologi UI. Anak kuli bangunan sempat dicibir guru usai masuk UI.

Instagram @santosoim/POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
ANAK KULI BANGUNAN - Margareta Tirza Malea Calon Mahasiswa Baru Psikologi Universitas Indonesia saat ditemui di kediamannya, Jumat (23/7/2025). Sang kakak kerja nyaris 24 jam demi Margareta. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kakak Margareta Tirza Manlea bekerja nyaris 24 jam saat adiknya diterima masuk Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).

Margareta merupakan putri kuli bangunan yang resmi diterima di UI melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Di hari pengumuman, Margaret terkejut saat mengetahui dirinya dinyatakan diterima di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Mengetahui Margaret diterima di UI, kakak kandungnya langsung bekerja esktra keras mengumpulkan uang untuk ongkos sang adik ke Jakarta.

"Kakaknya kerja hampir 24 jam setelah tahu Margaret diterima UI," kata Dosen ITB Imam Santoso dikutip dari akun instagram @santosoim, Sabtu (26/7/2025).

Sedangkan, bagi kedua orang tuanya, keberhasilan Margareta adalah anugerah yang tidak pernah mereka bayangkan.

“Kami bangga. Anak kami bisa menginjakkan kaki di kampus impian. Kami hanya bisa berdoa supaya dia sukses dan bisa jadi teladan bagi adik-adiknya,” ujar sang ibu dengan suara bergetar.

Sementara, ayah Margareta yakin doa dapat membuka jalan bagi anaknya.

Margareta Tirza Manlea (18) lulusan SMA Negeri 5 Kupang, membuktikan bahwa kemiskinan bukan penghalang untuk menembus kampus terbaik di Indonesia. 

“Kami tidak bisa memberi banyak, tapi kami selalu percaya bahwa doa bisa membukakan jalan,” kata ayah  Margareta, Jumat (25/7/2025). 

Margareta adalah putri dari seorang buruh bangunan dan ibu rumah tangga. 

Sejak kecil, ia tahu bahwa keluarganya tidak memiliki banyak harta, namun mereka kaya akan doa dan harapan.

Keberanian Margareta membuat siapapun terkesima. Dengan tekad bulat, ia mendaftar SNBP diam-diam, tanpa sepengetahuan orang tuanya.

“Saya takut orang tua tidak izinkan. Mereka mungkin khawatir biaya hidup di Jakarta. Tapi saya yakin, kalau ini jalan saya, Tuhan pasti buka pintu,” ujarnya tersenyum.

Sejak duduk di bangku SMA, Margareta sudah menanamkan tekad untuk menjaga prestasi. Ia rajin belajar, meskipun sering kali harus berbagi waktu membantu orang tua di rumah. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved