Diplomat Arya Daru Tewas di Kosan
3 Kasus Dugaan Pembunuhan ASN yang Diliputi Keterkaitan dengan Kasus TPPO hingga Korupsi
Kasus kematian Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan, yang ramai diduga dibunuh, bukan pertama kali terjadi.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Bagian kaki, tangan, badan Lambang tidak ada luka sama sekali, yang luka hanya bagian kepala.
Sempat muncul dugaan bahwa Lambang meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Namun, tak lama kemudian dugaan ini terpatahkan.
Sebab, luka pada bagian kepala pria kelahiran Yogyakarta pada 18 Agustus 1952 itu berupa sayatan, dan dinilai tidak wajar untuk kasus kecelakaan.
Sebelum ditemukan tewas, Lambang sempat berkumpul dengan teman-temannya pada Jumat, 8 Februari 2008 tengah malam, untuk acara perpisahan Kepala Benteng Vredeburg, Wahyu Indrasana, di Piyungan, Bantul.
Ia diketahui baru pulang ke rumah kurang lebih pukul 04.15 pagi.
Kasus tewasnya Lambang menuai sorotan lantaran saat itu ia menjadi saksi ahli dalam kasus pencurian enam arca batu milik Museum Radya Pustaka, Surakarta, Jawa Tengah.
Kasus pencurian ini melibatkan mantan Kepala Museum Radya Pustaka Solo KRH Darmodipuro (Mbah Hadi), Jarwadi, Suparjo (Gatot), dan Heru Suryanto.
Kemudian, pengusaha sekaligus adik Presiden RI Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, diduga juga terlibat setelah membeli keenam arca tersebut dari Hugo Kreijger.
Lambang termasuk sosok yang gigih dan jujur, memberikan keterangan termasuk data-data pendukung penyidikan kasus pencurian arca batu koleksi Museum Radya Pustaka.
Bahkan, untuk itu, ia rela bolak-balik Solo - Yogyakarta sejak November 2007.
Selain itu, Lambang rajin menyambangi Kantor Kepolisian Resor Kota Besar (Poltabes) Solo hampir tiap pekan untuk menyuplai data dan informasi.
Lambang sendiri merupakan salah satu pegawai BP3 Jateng yang datang ke Poltabes Solo, melaporkan kasus pencurian arca batu di Museum Radya Pustaka.
Kasus bermula ketika staf Museum Radya Pustaka Solo mengetahui bahwa arca batu era Hindu-Buddha yang ada di museum itu adalah palsu.
Lambang Babar Purnomo adalah orang yang pertama melakukan pelacakan.
Hasil dari penyelidikan, terungkap dua orang tersangka pencurian dan pemalsuan arca, yakni Heru Suryanto dan Kepala Museum Radya Pustaka Mbah Hadi.
Keduanya telah divonis penjara 18 bulan penjara.
Namun, kasus ini tidak berhenti di situ saja.
Dalam pengakuannya, Heru menyebut, ketika hendak melakukan pencurian, ternyata dia sadar bahwa sudah ada yang memalsukan arca-arca tersebut sebelumnya.
Kasus pun semakin melebar dan Lambang Babar Purnomo terlibat untuk mengungkapkannya.
Namun, belum selesai kasus ini terungkap, Lambang justru sudah ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di tepi jalan di Sleman, Yogyakarta.
Bahkan, hingga kini, masih belum diketahui pula apa penyebab pasti Lambang Babar Purnomo meninggal dunia.
Jenazah Lambang dimakamkan di Pemakaman Kradenan, Yogyakarta.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
\
| Keluarga Diplomat Kemlu Arya Daru Minta Bareskrim Polri Lakukan Gelar Perkara Khusus |
|
|---|
| Sambangi Polda Metro, Kuasa Hukum Minta Data Olah TKP dan Hasil Autopsi Arya Daru |
|
|---|
| LPSK Bakal Koordinasi dengan Polda Metro Soal Kasus Kematian Diplomat Arya Daru |
|
|---|
| Keluarga Arya Daru Minta Polisi Dalami Kiriman Amplop Misterius dari Orang Tak Dikenal |
|
|---|
| LPSK Bakal Asesmen Psikologi Istri dan Keluarga Diplomat Arya Daru |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/ilustrasi-jenazah-mayat_20180529_191351.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.