Marsma Fajar Adriyanto Gugur

Aksi Marsma TNI Fajar Adriyanto Pulang Misi di Aceh, Langsung Sergap Jet Tempur AS di Langit Bawean

Kisah Marsma Fajar Adriyanto pulang misi dari Aceh, langsung sergap jet tempur AS di langit Bawean. Kini ia gugur di Bogor.

|

TNI AU kemudian memutuskan mengerahkan dua pesawat F-16 yang siaga di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur. Marsma Fajar mengudara menggunakan Falcon 1 TS-1603 bersama Kapten Ian. 

Sementara, satu F-16 lainnya, Falcon 2 TS-1602 dikendalikan Kapten Tonny/Kapten Satriyo.

Pada pukul 17.25, Falcon 1 terlbat manuver jarak dekat dengan dua F-18 Hornet. Kedua pesawat US Navy itu mengambil posisi menyerang dan membuat F-16 yang ditumpangi Marsma Fajar terancam. 

Sementara itu, Falcon 2 memposisikan sebagai support fighter. 

Falcon 1 kemudian melihat, kapal fregat US Navy tengah bergerak ke timur. 

Falcon 2 lalu melakukan rocking the wing sebagai pernyataan bahwa Falcon 1 tidak mengancam. Falcon 1 kemudian menjalin kontak suara dengan F-19 Hornet di UHF 243.0. 

Pesawat asing itu lalu mengabarkan bahwa mereka berasal dari satuan US Navy yang terdiri dari beberapa kapal perang. Para penerbang dari Paman Sam itu mengeklaim telah mengantongi izin lintas. 

Falcon 1 pun menyatakan pihaknya sedang berpatroli dan datang hanya untuk identifikasi. Setelah itu, F-18 Hornet menjauh dan tidak lagi mengancam. 

F-18 Tak Belum Jalin Kontak Kepala Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) saat itu, Marsekal Muda Wresniwiro menyebut, lima pesawat F-18 Hornet itu belum melakukan kontak. Mereka terbang dari kapal induk US Navy yang berkonvoi dengan beberapa kapal perang di wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Pemberitahuan atau kontak saat itu hanya dilakukan untuk kapal laut, bukan pesawat tempur

Buntut peristiwa ini, pemerintah Indonesia menyampaikan protes keras kepada Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. 

Pemerintah keberatan pesawat tempur AS bermanuver di atas laut Indonesia. 

"Kita ini tidak selemah yang mereka (AS) duga. Kita memang tidak ingin membuat hubungan kedua negara menjadi buruk, tetapi kita juga tidak ingin mereka tidak mengakui kedaulatan kita," ujar Menteri Kehakiman dan HAM (Menkeh dan HAM) Yusril Ihza Mahendra dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (8/7/2003), dikutip dari Harian Kompas edisi 9 Juli 2003.

Sosok Marsma Fajar

Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto merupakan perwira tinggi TNI AU yang lahir pada 20 Juni 1970. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved