Priyanto lalu menjawab bahwa niat tersebut muncul ketika dia sudah merebut kemudi mobil Isuzu Panther dari Kopda Andreas Dwi Atmoko yang awalnya sopir saat kecelakaan.
Priyanto mengatakan saat itu Andreas gemetar ketakutan usai menabrak kedua korban lalu mengangkat mereka ke dalam mobil, bahkan sempat merengek memikirkan nasib keluarganya.
Mendapati Andreas tidak fokus saat berkendara, Priyanto kemudian memerintahkan bekas anak buahnya itu untuk menepikan kendaraan untuk mengambil alih kemudi.
"Pertama saya punya hubungan sudah lama dengan Dwi Atmoko, dengan sopir saya. Dia sering menjaga di rumah saya. Saya punya hubungan emosional, dia jaga anak saya, jaga keluarga," jawab Priyanto.
Faridah kembali bertanya bagaimana kaitan hubungan emosional dengan Andreas Dwi Atmoko dapat membuat Priyanto menjadi dalang membuang kedua korban ke aliran Sungai Serayu.
Tanpa pikir panjang, Priyanto menjawab bahwa niat menyembunyikan kematian Handi dan Salsabila karena tidak ingin Andreas dihukum sebagai pelaku penabrakan kedua korban.
"Ada niat ingin menolong dia, itu yang pertama. Kemudian panik. Kopda Dwi Atmoko pada saat itu juga sama-sama panik juga. Dia bingung juga, akhirnya saya ambil keputusan," lanjut Priyanto.
Priyanto mengatakan niat membuang kedua korban saat mengambil alih kemudi dari Andreas muncul dalam rentan 10-15 menit usai membawa kedua korban dari Jalan Raya Nagreg lokasi kecelakaan.
Anggota Majelis Hakim Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Kolonel Chk Surjadi Syamsir juga mengajukan pertanyaan bagaimana hubungan dengan Andreas jadi pemicu dibuangnya kedua korban.
"Waktu dia (Andreas Dwi Atmoko) mengatakan ini bagaimana anak dan istri saya apa yang muncul dalam pikiran terdakwa," tanya Surjadi.
Priyanto kembali menjawab bahwa niat membuang kedua korban muncul saat melihat Andreas gemetar ketakutan karena rasa bersalah usai mobil yang dikemudikan menabrak kedua korban.
Menurutnya bila kedua korban tidak dibuang dengan maksud menyembunyikan kematian, maka Andreas harus bertanggungjawab secara hukum dalam kasus kecelakaan lalu lintas.
Baca juga: Senasib dengan Handi Sejoli Nagreg, Wanita Ini Dibuang ke Sungai Saat Masih Dalam Kondisi Hidup
"Dia yang nabrak otomatis dia yang bertanggungjawab. Pikiran saya sebagai atasan, kemudian saya punya hubungan. Boleh dibilang seperti anak. Otomatis saya berusaha melindungi," jawab Priyanto.
"Di situlah muncul ide (membuang kedua korban) itu," tanya Surjadi.
"Di situlah muncul ide itu," jawab Priyanto.