TRIBUNJAKARTA.COM - Kericuhan sempat terjadi antara massa aksi dengan Satpol PP Pati.
Adu mulut, saling bentak hingga tudingan tangan mewarnai ketegangan antara kedua kelompok.
Bentrok itu terjadi saat penggalangan donasi untuk persiapan demo pada 13 Agustus 2025 di barat kantor Bupati Pati pada Selasa (5/8/2025).
Lantas seperti apa kronologi kejadian tersebut? Simak fakta-faktanya di bawah ini
1. Berawal minta posko dipindah
Ketegangan bermula ketika rombongan personel Satpol PP Pati mendatangi posko penghimpunan donasi yang berada di bawah proyek pembuatan videotron baru, kawasan Alun-alun Pati.
Mereka berniat memindahkan posko penggalangan donasi tersebut ke lokasi lain.
Pihak Satpol PP Pati beralasan memasuki Agustus ini, area alun-alun akan ditata dan disiapkan untuk rangkaian acara perayaan Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati dan HUT ke-80 RI.
Sejak Jumat (1/8/2025), warga yang mengatasnamakan diri Masyarakat Pati Bersatu memarkirkan sebuah mobil ambulans sebagai posko donasi di dekat proyek videotron.
Mereka mengumpulkan donasi logistik dari masyarakat untuk keperluan aksi unjuk rasa menolak kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
2. Diteriaki pulang
Posko donasi ini buka setiap hari.
Hingga Selasa (5/8/2025) pagi, ratusan dus air mineral sumbangan masyarakat simpatisan aksi ditumpuk rapi, memanjang ke timur hingga nyaris menutupi seluruh pagar Kantor Bupati Pati.
"Kenapa? Sudah kami beri pemberitahuan (terkait aksi penggalangan donasi, red), kami masih mau diusir?"
"Kalau kami tidak boleh di sini, Sudewo suruh pulang saja. Saya di sini sudah izin," teriak Husein kepada Sriyatun, saat personel Satpol PP berjalan mendekat ke posko donasi, pukul 10.35 WIB.
Menurut Husein, Masyarakat Pati Bersatu mendirikan posko donasi di depan Kantor Bupati Pati demi menjawab tantangan Bupati Sudewo.
Sebelumnya, Sudewo mengatakan tidak akan gentar sekalipun didemo puluhan ribu orang.