Siswa SMPN Tangsel Berbulan-bulan Jadi Korban Bullying Meninggal, Wali Kota: Sudah Menderita Tumor
Menanggapi kasus perundungan di sekolah yang sampai menghilangkan nyawa itu, Wali Kota Benyamin justru fokus terhadap temuan tumor
TRIBUNJAKARTA,COM - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie buka suara soal adanya MH (13), siswa SMPN 19 Tangsel yang berbulan-bulan diduga menjadi korban perundungan atau bullying lalu meninggal dunia.
MH sendiri meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025), setelah sekira sepekan menjalani perawatan medis di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan.
Terkahir, korban mengaku kepada ibunya, ia dibenturkan kepalanya dan dipukul pakai bangku pada Selasa (21/10/2025).
Setelah itu korban mulai berobat bersama keluarganya hingga kondisinya semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia.
Namun, menanggapi kasus perundungan di sekolah yang sampai menghilangkan nyawa itu, Wali Kota Benyamin justru fokus terhadap temuan tumor yang baru diketahui diidap korban.
“Jadi memang yang si anak ini sudah menderita tumor, memang baru ketahuan saja. Terpicu, kemarin dengan kejadian itu,” ujar Benyamin saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.
Benyamin juga menegaskan pemerintah kota akan menelusuri kondisi medis korban.
“Memang kita ingin mengetahui penyebab tumornya itu seperti apa,” ujarnya.
Benyamin mengatakan ia mendapat laporan meninggalnya MH dari staf pada Minggu pagi, namun belum mengetahui detail waktu kematian korban.
“Saya sudah dapat kabar, dan Pak Wakil Wali Kota serta Kadis Dikbud sedang takziah ke rumah duka. Saya lagi kurang sehat,” katanya.
Ia memastikan dugaan perundungan menimpa MH yang dilakukan oleh temannya itu telah ditangani kepolisian.
“Penanganan kasus ini sudah kita dampingi sampai ke Polres,” kata Benyamin.
Terkait pencegahan kekerasan di sekolah, Benyamin mengatakan Satgas Anti-bullying telah dibentuk di seluruh sekolah, melibatkan guru, OSIS, dan orang tua.
Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) juga berperan sebagai tim anti-bullying.
“Rata-rata kebanyakan di luar sekolah, setelah jam sekolah. Tapi baik di dalam maupun di luar sekolah, itu tidak boleh dilakukan,” kata Benyamin.
Meninggal
Sebelumnya diberitakan, MH yang menjadi korban perundungan atau bully, meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di RSUP Fatmawati.
Informasi meninggalnya MH dibenarkan oleh Lembaga Bantuan Hukum Korban yang mendampingi keluarga.
Dari informasi yang didapat pendamping, MH menghembuskan napas terakhirnya sekira pukul 06.00 WIB, Minggu (16/11/2025).
“Korban sudah tidak ada. Ini saya lagi otw RS,” ujar Alvian, pendamping dari LBH Korban, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.
“Kalau jamnya kita kurang tahu, tapi tadi kita dikabari pas jam 6 pagi. Sama omnya yang ada di sana,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Deden Deni, juga membenarkan informasi tersebut. Ia menyebut mendapat kabar dari Polres Tangsel sekitar pukul 08.00 WIB.
“Iya, ini saya langsung jalan ke rumah duka,” kata Deden saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan pihak dinas bersama kepala sekolah akan bertakziah dan menyampaikan belasungkawa langsung kepada keluarga.
Sang Ibu Ungkap Penderitaan Anaknya
Sebelumnya diberitakan, Ibunda MH, Y (38), mengungkap penderitaan bully yang dialami anaknya.
MH menceritakan selalu dibully sejak awal masuk, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), pada Juni 2025.
"Pertama kali itu awalnya pas MPLS. Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali," ujar Y saat ditemui Kompas.com di Serpong, Tangsel, Senin (10/11/2025).
"Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul," sambung dia.
Menurut Y, tindakan yang diduga bullying itu terus berlanjut hingga Oktober 2025. Puncak kejadian pada Senin (20/10/2025).
Saat itu, kata dia, sang anak mengaku dipukuli oleh orang yang sama dengan kursi besi hingga mengalami benjol di bagian kepalanya.
Namun, korban tidak langsung bercerita kepada keluarga karena takut. Terlebih, kondisi Y yang saat itu baru saja pulang dari ICU karena harus rawat jalan.
"Dia enggak langsung bilang karena hari itu saya juga habis keluar dari ruang ICU, dia takut," kata Y.
Korban baru mengakui yang dialaminya, Selasa (21/10/2025). Saat itu, sang ibu melihat gerak gerik korban yang aneh.
Korban disebut sering linglung saat berjalan, bahkan ia melihat ada yang aneh pada gerak gerik matanya.
Y berusaha menggali peristiwa pembullyan yang sebenarnya, sampai akhirnya sang anak terbuka bercerita.
"Saya mikir, kok dijedotin tapi ada di tengah ubun-ubun gitu. Terus dia bilang, 'bukan dijedotin mah tapi dipukul pakai bangku', bangku yang kursi sekolah besi itu," kata dia. Kaget dengar pernyataan sang anak, Y langsung mengadukan hal tersebut ke pihak sekolah.
Pihak keluarga korban sudah bertemu dengan keluarga pelaku. Kesepakata sempat didapat bahwa biaya pengobatan korban akan ditanggung.
Namun pada prosesnya, saat MH masih dirawat di RSUP Fatmawati, keluarga pelaku lepas tangan.
"Awalnya pihak pelaku mau tanggung jawab penuh. Tapi waktu korban dibawa ke RS Fatmawati, keluarga pelaku malah lepas tangan, sampai nyuruh orangtua korban cari pinjaman uang sendiri,” kata RF (29), kakak sepupu korban.
Pihak keluarga hanya ingin MH bisa kembali sembuh seperti sedia kala.
“Kondisinya lemah, agak linglung. Sejak Jumat dia sempat pingsan dan belum sadar penuh,” kata dia.
“Yang kami inginkan sekarang cuma kesembuhan adik saya. Itu saja,” harapnya.
Kepala Sekolah SMP tersebut, Firda, membenarkan, pihaknya telah melakukan mediasi pada 22 Oktober 2025. Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak disebut sudah mencapai kesepakatan.
“Sudah ada kesepakatan, pihak pelaku bertanggung jawab untuk biaya pengobatan korban,” ujar Firda.
Berita Terkait
- Baca juga: Siswa SMPN Korban Bullying di Tangsel Meninggal Dunia, Wakil Ketua DPRD Bakal Panggil Pihak Terkait
- Baca juga: Jadi Korban Bully Berbulan-bulan, Siswa SMP Negeri di Tangsel Meninggal Dunia
- Baca juga: Pilu Siswa SMPN di Tangsel Rabun Agak Lumpuh Usai Dibully, Suara Ibunda Bergetar: Mama Jangan Nyesek
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
| Siswa SMPN Korban Bullying di Tangsel Meninggal Dunia, Wakil Ketua DPRD Bakal Panggil Pihak Terkait |
|
|---|
| Jadi Korban Bully Berbulan-bulan, Siswa SMP Negeri di Tangsel Meninggal Dunia |
|
|---|
| Pilu Siswa SMPN di Tangsel Rabun Agak Lumpuh Usai Dibully, Suara Ibunda Bergetar: Mama Jangan Nyesek |
|
|---|
| Siswa SMP Negeri di Tangsel Dibully Berbulan-Bulan, Korban Dirawat di RS hingga Kondisi Linglung |
|
|---|
| Soal Perundungan di Ledakan SMAN 72 Jakarta, Gubernur Pramono: Jangan Sampai Terulang! |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/wali-kota-tangerang-selatan-benyamin.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.