Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Dirawat di RS Yarsi Bertambah, Alami Gangguan Pendengaran

Jumlah pasien korban ledakan SMAN 72 Jakarta yang dirawat di RS Yarsi bertambah. Dari semula 14 pasien, kini tercatat sekitar 17 anak.

|
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA PUTRA
JENGUK KORBAN - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Margaret Aliyatul Maimunah menjenguk korban ledakan SMAN 72 Jakarta yang dirawat di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Senin (10/11/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM, CEMPAKA PUTIH - Jumlah pasien korban ledakan SMAN 72 Jakarta yang dirawat di RS Yarsi bertambah.

Dari semula 14 pasien, kini tercatat sekitar 17 anak menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Margaret Aliyatul Maimunah menjelaskan hal itu karena ketiga korban yang merupakan siswa tak langsung dilarikan ke rumah sakit usai terjadi ledakan di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025).

Mereka awalnya hari Jumat itu ke klinik apa puskesmas. Tapi karena berasa masih nggak nyaman, akhirnya datang ke RS Yarsi," ujarnya saat meninjau kondisi pasien di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

Selain di RS Yarsi, masih ada satu pasien anak yang dirawat di RS Pertamina.

Sedangkan untuk di RS Islam Jakarta, sampai Senin siang ada 13 pasien yang masih dirawat, yakni 11 di kamar inap biasa, satu pasien dirawat di intensive care unit (ICU), dan satu lainnya di high care unit (HCU).

Banyak Dibaca:

Menurut Margaret, sebagian besar anak-anak korban ledakan tersebut mengalami gangguan pendengaran, namun kondisi fisik mereka relatif aman.

“Yang di Yarsi dan Pertamina itu rata-rata gangguan pendengaran. Secara fisik aman. Yang berat memang di RSIJ,” jelasnya.

Selain yang di ICU dan HCU, pasien yang dirawat di tiga rumah sakit sudah bisa diajak berkomunikasi.

“Hampir semua bisa diajak komunikasi. Hanya sebagian tadi ada yang tidur karena kami datang siang, jadi kami biarkan istirahat,” ucapnya.

Ia menambahkan, kemampuan anak-anak untuk makan dan tidur dengan baik menjadi tanda positif proses pemulihan.

“Rata-rata sudah bisa makan dan tidur nyenyak. Insyaallah tinggal pemulihan pendengaran dan luka-luka kecil saja,” katanya.

Margaret menegaskan, KPAI akan terus memantau kondisi anak-anak korban serta memastikan mereka mendapatkan penanganan medis dan psikologis yang memadai.

Berita Terkait

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved