Rocky Gerung Nada Tinggi Balas Pernyatan Jokowi soal Whoosh, Purbaya Ikut Kena Sindir

Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi pernyataan Presiden ke-7 RI Jokowi soal utang Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh.

Purbaya (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden), Jokowi (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowat) dan Rocky Gerung (Youtube).
SEMPROT JOKOWI - Kolase foto Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dan Presiden ke-7 RI Jokowi, serta Rocky Gerung. Rocky semprot Jokowi soal argumen Whoosh sebagai dampak sosial. 

Menurut Jokowi, kemacetan tersebut jika dihitung secara finansial menyebabkan kerugian negara hingga ratusan triliun rupiah setiap tahun.

“Dari kemacetan itu, negara rugi secara hitung-hitungan. Di Jakarta saja kira-kira Rp65 triliun per tahun. Kalau Jabodetabek plus Bandung, kira-kira di atas Rp100 triliun per tahun,” tuturnya.

Kereta cepat, kata Jokowi, menjadi salah satu solusi di antara berbagai moda transportasi massal yang kini sudah beroperasi.

“Untuk mengatasi itu, dibangun MRT, LRT, Kereta Cepat, sebelumnya ada KRL dan Kereta Bandara. Tujuannya agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor ke transportasi massal, sehingga kerugian akibat kemacetan bisa dikurangi,” jelasnya. 

Jawaban Purbaya

Purbaya menilai pernyataan Jokowi ada benarnya sedikit, meski manfaat pengembangan kawasan belum sepenuhnya terasa.

Menurutnya, proyek ini juga membawa misi pengembangan kawasan atau regional development di sepanjang jalur yang dilalui. 

“(Pernyataan Jokowi) ada betulnya juga sedikit, karena kan Whoosh sebetulnya ada misi regional development juga kan,” ujar Purbaya dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/10/2025). 

Purbaya menilai, hingga kini proyek Whoosh belum benar-benar membantu mengembangkan kawasan di sekitar jalur kereta cepat. 

Adapun saat ini, Whoosh memiliki 4 stasiun pemberhentian yakni Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.

Karena itu, ia berharap ke depan pemerintah dapat memastikan pertumbuhan ekonomi di titik-titik pemberhentian kereta. 

“Mungkin di mana ada pemberhentian di sekitar jalur Whoosh supaya ekonomi sekitar tumbuh itu harus dikembangkan ke depan. Jadi ada betulnya,” katanya.

Koboi Akal Sehat atau Koboi Cengeng?

Rocky Gerung menolak cara pandang Jokowi tentang Whoosh yang mengedepankan manfaat sosial dari proyek dengan beban bunga utang Rp 2 triliun per tahun itu.

Pendiri Tumbuh Institute itu menagaskan polemik Whoos bukan membicarakan keuntungan sosial, melainkan erugian akibat perencanaan yang diduga di-mark up.

"Poin dasarnya adalah bukan soal pembelaan Pak Jokowi bahwa iya ini untuk kepentingan sosial. Maka keuntungan sosialnya yang harus didahulukan. Ya, bukan soal keuntungan sosial. Kerugian yang disebabkan oleh salah perencanaan itu yang dipersoalkan."

"Dan kerugian itu sudah mulai dikaitkan dengan manipulasi, kan. Jadi masalahnya adalah kereta cepat ini diduga itu di-mark up," tegas Rocky.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved