Kilas Balik Kawasan Glodok Jadi Pusat Perayaan Cap Go Meh Jakarta, Sempat Dilarang di Era Soeharto
Kawasan Glodok merupakan sebuah kawasan tua di Ibukota dan disebut sebagai pecinan terbesar di Indonesia.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
Kemeriahan pun terlihat di perayaan Imlek, yang saat itu ditandai sebagai tahun Naga Emas.
Ornamen naga, lampion, dan angpau ikut terlihat terpasang indah di sejumlah pertokoan.
Dilansir dari Tribunnews.com, beberapa tokoh nasional dijadwalkan hadir di Karnaval Cap Go Meh 2018 di Glodok.
Para tokoh nasional yang akan hadir antara lain Menko PMK Puan Maharani, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkominfo Rudiantara, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Ketua DPD Oesman Sapta Odang.
"Selain Barongsai dan arak-arakan Joli yang menjadi ciri khas Cap Go Meh, akan ada tarian Gemufamire, Sisingaan, Reog Ponorogo dan juga marching band dari Remaja Masjid Istiqlal yang sangat bersemangat untuk ikut memeriahkan acara," ujar Ketua Dewan Pembina Panitia Cap Go Meh Glodok 2018, Charles Honoris.
Cap Go Meh Dahulu Kala
Perayaan Cap Go Meh dahulu hanya untuk kalangan istana dan belum dikenal secara umum oleh masyarakat Tiongkok.
Baca: Berlibur di Jakarta, Mahasiswa Asal Mataram Jajal Naik Bus City Tour
Acara itu dilakukan saat malam hari sehingga diperlukan lampu lampion yang dipasang sejak senja hingga keesokan harinya.
Dikutip www.tionghoa.info, saat Dinasti Han di China berakhir perayaan menjadi terbuka untuk umum.
Baca: VIDEO: Soal Grasi Abu Bakar Baasyir, Apa Kata Jokowi?
Festival ini merupakan acara dimana masyarakat diperbolehkan untuk bersenang-senang.
Ketika malam hari, masyarakat akan turun ke jalan untuk menikmati pemandangan berbagai bentuk lampion.
Tak hanya itu, masyarakat juga bisa menyaksikan tarian naga dan Barongsai.

Saat berkumpul, masyarakat akan memainkan permainan teka-teki dan lainnya seraya menyantap Wedang Ronde atau biasa disebut Wedang Ronde.