Mayat Rika Dibungkus Kardus di Atas Motor: Obrolan Terakhir dengan Pelaku dan Kebiasaan Saat Gajian

Hendri kemudian mengepak Rika layaknya sebuah paket barang dan mengikatnya di bangku belakang sepeda motor milik Rika.

Pelaku pembunuhan Rika Karina (Kolase Tribun Medan) 

Di rumah tersebut, terjadi cekcok mulut yang diduga disebabkan perjanjian jual beli kosmetik.

"Jadi pelaku geram karena barang pesanan kosmetik yang dipesan kepada korban tak kunjung tiba. Sementara korban sampai saat ini belum memberikan barang kosmetik yang sudah di beli dan di bayar oleh pelaku, pembayaran tersebut di lakukan sekitar tanggal 31 Mei 2018 di Milenium Plaza (tempat korban bekerja)," tambahnya.

Berdasarkan hasil lidik dari lapangan ada saksi yang melihat pelaku keluar dari Komplek perumahan tempat tinggalnya dengan mengendarai kendaraan yang bukan miliknya sambil membawa kotak kardus di belakangan jok motornya.

"Kami (polisi) setelah mendapat informasi tersebut dan disesuaikan dengan CCTV yang ditemukan di lapangan, bahwa ciri-ciri pelaku sesuai dengan pelaku yang kami amankan.

Kemudian tim gabungan dari Jatanras Poldasu, Jatanras Polrestabes Medan dan Unit Reskrim Polsek Medan Barat melakukan penggerebekan di kediaman pelaku," ujarnya, Kamis (7/6/2018).

Dari hasil introgasi, tersangka mengakui perbuatannya. Polisi kemudian melakukan pencarian barang bukti yang dibuang oleh pelaku di sekitar tempat kejadian perkara.

Kompol Hendra Eko Triyulianto menjelaskan setelah terjadi cekcok mulut kemudian Hendri menganiaya korban dengan membenturkan kepala korban ke dinding tembok rumah dan menikam leher korban dengan menggunakan pisau lalu menyayat pergelangan tangan korban sehingga korban meninggal dunia.

Kemudian Hendri memasukan jasad korban kedalam sejenis koper jenis kain, kemudian dibungkus kardus dilakban.

"Pelaku kemudian membawa bungkusan tersebut dengan menggunakan sepeda motor korban ke arah TKP di mana ditemukan sepeda motor dan jasad korban dan meninggalkan sepeda motor beserta bungkusan kardus yang berisi jasad korban. Hendri meninggalkan sepeda motor dan mayat dengan cara berjalan kaki ke arah jalan karya dan melemparkan helm korban ke pekarangan kosong milik warga seputran tempat kejadian perkara (TKP).

"Jadi pelaku ini meninggalkan sepeda motornya kemudian menyetop becak dan ia pulang ke rumahnya. Sekitar pukul 05.00 WIB, Hendri membawa bungkusan plastik hitam yang berisi baju, sandal lalu membuangnya ke Sungai Deli," kata Kompol Hendra Eko Triyulianto

3. Duka Ibunda Korban

Rika Karina semasa hidup (foto kiri dan kanan atas). Ia dibunuh dan jasadnya (kanan bawah) ditemukan di dalam  kardus di Jalan Karya Medan, Rabu (6/6/2018) dini hari. TRIBUN MEDAN
Rika Karina semasa hidup (foto kiri dan kanan atas). Ia dibunuh dan jasadnya (kanan bawah) ditemukan di dalam kardus di Jalan Karya Medan, Rabu (6/6/2018) dini hari. TRIBUN MEDAN (Tribun Medan)

Ibu mana yang tega melihat anak yang dirawatnya sejak kecil dengan penuh kasih sayang dan cinta, harus tewas dengan cara mengenaskan ditangan orang yang tidak bertanggungjawab.

Hal itulah yang dialami oleh Sarina (47), ibu tiri dari Rika Karina (21) alias Huang Lisya korban pembunuhan yang pembunuhan keji yang terjadi pada Rabu (6/6/2018) sekitar pukul 02.00 WIB dinihari.

Rika ditemukan dalam keadaan mengenaskan, terbungkus dalam tas dan badannya seperti dilipat. Lalu dibungkus dalam kardus popok bayi dan diikat diatas sepeda motor Honda Scoopy dengan pelat nomor BK 5875 ABM yang terparkir di Jalan Karya Rakyat Gang Melati 1, tepatnya di samping gereja HKBP Ampera, Sei Agul.

Sehari setelah kepergian Rika, Sarina mengatakan bahwa semalam ia tidak bisa tidur sama sekali.

Hatinya terus dihantui rasa gelisah memikirkan anak perempuan yang sangat disayanginya tersebut.

Walaupun Rika bukan terlahir dari rahimnya, namun Sarina mengaku sangat menyayangi dan mencintai Rika yang sudah dirawatnya sejak kecil tersebut.

"Dari kemarin nggak bisa tidur ibu, gelisah terus mikirin Rika. Makan aja dua hari ini nggak tertelan terus, nggak ada rasanya makanan itu waktu ditelan," kata Sarina, Kamis (7/6/2018).

"Saya heran kok bisa seperti itu Rika meninggal. Semua orang memang pasti meninggal akhirnya, tapi kenapa cara dia meninggal seperti itu. Mungkin kalau tidak nggak tawakal sama Allah, sudah bisa stres aku ini nangis terus," ucapnya sambil menyeka air matanya.

Ditanya hal apa yang paling Sarina ingat dari anak tirinya Rika? perempuan berhidung mancung ini mengatakan Rika itu cukup sayang dan perhatian sama adik-adiknya.

"Dia sangat memperhatikan keluarga. Asal menelepon pasti selalu bertanya bagaimana keadaan keluarga, apa ada masalah, bertanya tentang adik-adiknya. Sangat baiklah anaknya," kenang Sarina.

4. Aktivitas Korban

Sarinah tak kuasa menangisi kematian putrinya, Rika Karina, yang jasadnya ditemukan di dalam kardus popok bayi pada Rabu (6/6/2018) dini hari WIB. Dia terlihat lemas dan terus menangis sampai anaknya sudah dikuburkan pada Rabu petang. TRIBUN MEDAN/ FRENGKI MARBUN
Sarinah tak kuasa menangisi kematian putrinya, Rika Karina, yang jasadnya ditemukan di dalam kardus popok bayi pada Rabu (6/6/2018) dini hari WIB. Dia terlihat lemas dan terus menangis sampai anaknya sudah dikuburkan pada Rabu petang. TRIBUN MEDAN/ FRENGKI MARBUN (Tribun Medan/Frengki Marbun)

Orangtua mana yang sanggup melihat anak yang disayang, cintai dan dirawat sejak kecil, harus tewas meregang nyawa dengan cara mengenaskan dibunuh hingga beberapa tusukan benda tajam menghujam tubuhnya.

Hal itulah yang dialami korban Rika Karina (21) alias Huang Lisya, yang tewas bersimbah darah pada Rabu (6/6/2018) sekitar pukul 02.00 WIB dinihari. Rika ditemukan dalam keadaan mengenaskan, terbungkus dalam tas dan badannya seperti dilipat.

Lalu dibungkus dalam kardus popok bayi dan diikat diatas sepeda motor Honda Scoopy dengan pelat nomor BK 5875 ABM yang terparkir di Jalan Karya Rakyat Gang Melati 1, tepatnya di samping gereja HKBP Ampera, Sei Agul.

Ayah korban, Muhammad Suhari (54) saat mengingat tentang anaknya, mengatakan bahwa Rika selalu punya kebiasaan, yang selalu dilakukannya setelah menerima gaji bulanan dari tempatnya bekerja.

"Biasanya kalau setiap pulang kerja tanggal 27 tiap bulan setelah gajian, Rika pasti nginap di rumah selama 3 hari," kata Suhari dirumah duka Jalan Tangguk Bongkar IX, Kamis (7/6/2018).

"Masuk hari keempat, biasa pagi langsung saya antarkan dia ke Amplas dan pulang naik angkot Morina 81 tujuan titi papan," tambahnya.

Suhari menjelaskan bahwa anak perempuan itu, sangat tertutup orangnya.

Kalau ada masalah cinta nggak pernah cerita sama sekali, kalaupun cerita paling sama ibunya, tapi bukan mengenai masalah pribadi.

Rika lebih banyak menghabiskan waktu bermain handphone.

Selain itu, semasa hidup Rika juga punya tempat favorit rekreasi, yaitu Pemandian air panas di Penen, di daerah Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Kami biasa berangkat tiga sepeda motor, boncengan semua. Bawa makan untuk makan disana. Rika suka kali rekreasi kesana, kalau ada libur," kenang Suhari.

5. Bermain Bersama Adik

Jasad korban terbungkus dalam kardus popok bayi yang dibiarkan dengan setatus kunci kontak hidup di Jalan Karya Rakyat, gang Melati 1, Rabu (6/6/2018).
Jasad korban terbungkus dalam kardus popok bayi yang dibiarkan dengan setatus kunci kontak hidup di Jalan Karya Rakyat, gang Melati 1, Rabu (6/6/2018). (Tribun Medan)

Hal lain yang selalu tak lernah dilupakan Rika, tentu bermain bersama adiknya Muhammad Fazri (11). Setiap dia pulang kerja ke rumah pasti main game dan bercanda bersama adiknya. Sering dia terlihat main game bareng. Mereka itu akur kali, kalau adiknya nggak tahu cara bermain game biasanya langsung dikasih tahu Rika caranya.

"Dia sayang sekali sama adik-adiknya. Pernah dia bilang sama adiknya agar sekolah yang baik, nanti kakak berprestasi mau dibelikannya hp," ujar Ayah korban, Muhammad Suhari (54).

Ditanya lebih jauh bagaimana perasaannya saat ini, setelah ditinggal anak perempuan kesayangan tersebut, Suhari sempat tertegun dan diam sejenak seperti tidak percaya semua ini terjadi begitu cepat.

"Nyesel kali memang, kalau saja dia sudah lepas kerja kemarin mungkin nggak akan begini. Tapi mau bilang gimana, bukan kehendak kita. Cuma pelaku kalau bisa dihukum sesuai hal yang dibuatnya sama anakku," pungkas Suhari. (Tribun Medan)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved