Tidak Layak, Tenda Pengungsi Korban Kebakaran Jatinegara Dipindah dari Pinggir Rel
Tenda pengungsian bagi warga korban kebakaran Kecamatan Jatinegara pada Sabtu (21/9/2019) yang sebelumnya didirikan samping perlintasan rel dipindah.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Upaya tersebut diharap mampu meningkatkan kepedulian warga terhadap bahaya kebakaran di lingkungan tempat tinggal.
"Supaya muncul kesadaran bahwa kejadian dari kabel listrik yang pemasangannya agak tidak benar. Hal-hal seperti harus menjadi perhatian bagi kita semua," tuturnya.
Supriyadi (58), warga RT 04/RW 01 Kelurahan Rawa Bunga menduga kebakaran dipicu satu tetangganya yang meninggalkan handphone dalam keadaan dicas.
Pasalnya usai melihat kepulan asap dari lantai dua kontrakan tetangganya, dia bergegas mencari penguhuni kontrakan yang baru dua bulan tinggal tersebut.
"Dia bilang handphone lagi dicas 'hape urang lagi dicas', begitu katanya. Habis ngasih tahu itu dia pergi, tapi sampai sekarang enggak kelihatan lagi," kata Supriyadi.
Sebelum api membesar dan melahap 129 rumah jadi abu, warga RT 04 sempat mendengar suara letupan dari lantai dua kontrakan tetangga Supriyadi.
Kehadiran Anies disambut salawat dan takbir
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disambut selawat dan takbir saat meninjau posko pengungsi korban kebakaran warga Kelurahan Rawa Bunga.
Sambutan untuk orang nomor satu di DKI tersebut dilakukan puluhan warga Kelurahan Rawa Bunga yang mengungsi di Masjid Jami Al-Barokah.
"Pak Anies, pak Anies. Makasih sudah mau datang pak," kata sejumlah warga sembari berebut berjabat tangan dengan Anies Baswedan di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (22/9/2019).
Selain menanyakan kondisi kesehatan warga, Angie's juga mengimbau warga agar menjaga kesehatan selama tinggal di posko pengungsian.
Dia mengimbau warga mengenakan masker guna mencegah gangguan pernapasan selama tinggal di posko yang berada dekat perlintasan rel kereta api.

Didampingi Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar dan jajarannya Anies menyambangi lima posko pengungsian yang diperuntukkan bagi warga.
Anies yang tiba sekira pukul 13.59 WIB menyudahi kunjunganya sekira pukul 15.20 WIB setelah beberapa kali meladeni permintaan warga berfoto bersama.
Dalam kebakaran yang mengharuskan 110 personel pemadam dikerahkan ke lokasi, sekitar 452 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Kebakaran diduga akibat seorang warga yang mengontrak di RW 01 Kelurahan Rawa Bunga lalu merambat ke permukiman warga Kelurahan Bali Mester.
Banyaknya jumlah rumah yang terbakar sebanding dengan lama waktu pemadam berjibaku dengan si jago merah, yakni dari pukul 00.53 WIB hingga 06.47 WIB.
Bayi dan anak butuh susu dan popok

Warga Kelurahan Rawa Bunga dan Kelurahan Bali Mester korban kebakaran Sabtu (21/9/2019) yang kini mengungsi di lima posko masih kekurangan sejumlah bantuan.
Yahya (25), mengatakan pasokan susu, minyak telon, selimut, dan pampers bagi kebutuhan bayi dan balita yang orang tuanya kehilangan tempat tinggal masih belum mencukupi.
"Kebutuhan untuk anak-anak masih kurang, susu, Popok Bayu, selimut itu butuh banget buat yang punya anak bayi. Kalau kebutuhan makanan, baju sudah cukup lah," kata Yahya di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (22/9/2019).
• Barito Putera Berambisi Raih Tiga Poin dari Kandang Persija untuk Hindari Zona Degradasi
• Link Live Streaming Badak Lampung FC Vs Tira Persikabo: Rahmad Darmawan Waspada Perubahan Tuan Rumah
• Gelar Razia Kelengkapan Surat di Pasar Minggu, Ditlantas Polda Metro Jaya Jaring 60 Pengendara
• Polisi Sebut Terduga Teroris yang Ditangkap di Cilincing Termasuk Jaringan JAD
Beruntung hingga kini belum ada bayi, balita, dan anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan dampak kebakaran yang melahap sekira 129 rumah.
Selain kebutuhan pokok, Yahya berharap ada bantuan kipas angin guna menangkal panasnya suhu dan debu yang menyebar di sekitar posko.
"Kalau siang seperti ini panasnya kan parah ya, anak juga rewel karena panas. Kalau malam butuhnya selimut, soalnya di sini banyak yang punya bayi, balita, anak-anak," ujarnya.
Indra (29), warga lainnya membenarkan kurangnya pasokan kebutuhan bayi, balita, dan anak-anak bagi sekira 159 kepala keluarga (KK) yang terdampak.
Selain kebutuhan bagi anak-anak, pasokan bantuan yang dirasa warga belum mencukupi kebutuhan yakni air minum dan kebutuhan sanitasi.
"Kalau makanan sudah berlebih, tapi air minumnua kurang. Air untuk keperluan mandi segala macam juga masih kurang, kalau bisa cepat ditambah ya," tutur Indra.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, warga yang mengungsi di dua tenda dekat perlintasan rel kereta api tampak paling tidak nyaman.
Selain suhu udara dan bisingnya deru mesin kereta, mereka harus terganggu debu yang terhempas ke tenda karena angin dan hempasan kereta.