Duka Badut Pesta di Tengah Pandemi: Tidak Ada Panggilan, Hanya Menghibur Lewat Ponsel

Selama masa pandemi, terhitung sekira tiga bulan, ia baru menerima dua panggilan untuk menghibur di pesta

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Suharno, badut panggilan, di kediamannya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Senin (29/6/2020). 

"Pertama-tamanya grogi dan malu waktu bicara di depan anak-anak. Tapi sekarang sudah terbiasa," ujarnya.

Keluarga Suharno mendukung apa yang dilakukannya asalkan itu halal.

Paling Beda, Siapa Ayamo Anak Buah John Kei yang Serahkan Diri? Polisi Ungkap Perannya

Perangkat Desa Selingkuh dengan Bidan, Kerja Bareng Gugus Tugas Covid-19 Hingga Peran Petugas Hotel

Viral Acara Dangdutan di Wisma Atlet Kemayoran, Pakai Masker Tapi Tak Jaga Jarak, Ternyata Acara Ini

Nyambi Jadi Driver Ojol

Era digital juga membawa berkah untuk Suharno.

Bila sebelumnya ia harus menempelkan selebaran-selebaran di tembok-tembok, kini itu tak perlu ia kerjakan lagi.

Ia tinggal memasang jasanya di media sosial. Dari sana, banyak orang yang mengetahui diri Suharno.

"Saya buat akun di Twitter dan Facebook, dari situ orang tahu semua tentang saya. Banyak yang menghubungi saya," ucapnya.

Buat tambahan penghasilan, ia juga bergabung sebagai ojek dalam jaringan (daring) sejak tahun 2013.

Selepas mengantarkan penumpang, Suharno selalu memberikan kartu nama bila sewaktu-waktu membutuhkan badut pesta.

Maka tak ayal, banyak juga pelanggan yang awalnya jadi penumpang Suharno.

"Biasanya kalau antar penumpang saya menitipkan kartu nama saya. "Bu, maaf bu kalau anaknya ultah barangkali ibu perlu" sambil saya sodorkan kartu nama. Ada aja yang tertarik," ujarnya.

Biasanya, bila ada empat panggilan acara pesta dalam seminggu, ia tidak perlu mencari penumpang selama seminggu.

Karena media sosial juga lah, nama Suharno banyak dikenal warganet.

Namanya sempat viral hingga pernah beberapa kali diundang di Stasiun TV.

Motor matic-nya pun kini dipakainya berasal dari pemberian orang lain yang tergugah hatinya melihat perjuangan hidup Suharno.

Selain karena untuk hidup, ia senang menjadi badut ketika melihat anak-anak terhibur dengannya.

"Saya senang menghibur anak-anak, pokoknya senang aja melihatnya," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved