Dapat Telepon Keponakan Hendak Diperkosa, Tak Lama Paman Lihat Korban Lari Menjerit dari Kebun Sawit

Seorang paman menerima telepon dari keponakannya berinisial ES (13). Gadis yang masih duduk di bangku SMP ini mengadu ke paman hendak diperkosa.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Rr Dewi Kartika H
TribunMedan
Seorang pria paruh baya ditangkap karena mencoba rudapaksa gadis di kebun sawit, Gedangan, Kabupaten Asahan, Selasa (29/9/2020). 

AW yang marah, langsung mengambil kayu di dalam kebun dan memukulnya di bagian belakang kepala hingga membuat korban tewas.

Sikap Ruben ke Betrand Peto Disebut Pencitraan, Ferdy Peto Bersaksi: Cinta Mereka dari Hati Nurani

Bahkan, AW menyebutuhi IC yang sudah dalam keadaan tewas sebelum akhirnya meninggalkan korban.

Dua hari setelah kejadian, warga setempat menemukan IC yang tewas di dalam kebun.

"Pelaku ini juga sempat menyetubuhi korban yang sudah meninggal. Keluarga awalnya sempat mencari korban yang tidak pulang. Pada Sabtu kemarin baru ditemukan warga yang hendak ke kebun," imbuh Denhar.

Penemuan mayat bocah perempuan di Nibung Muratara
Penemuan mayat bocah perempuan di Nibung Muratara (TribunSumsel)

Denhar menyatakan, setelah menangkap pelaku AW, motif pembunuhan itu dilatar belakangi dendam sehingga membuatnya menghabisi nyawa korban.

"Pelaku kesal sama ibu IC karena sering dimarahi. Karena AW pernah kepergok mencuri di rumah korban," jelas Denhar.

Atas perbuatannya, AW dikenakan Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman penjara diatas 15 tahun.

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Muratara mengecam keras peristiwa ini.

Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2020 Dibuka, Yuk Simak Persyaratannya

"Kasus kekerasan terhadap anak kembali terjadi, miris kita mendengarnya," kata Ketua Koordinator P2TP2A Kabupaten Muratara, Rudi Hartono.

Sebagai aktivis perlindungan perempuan dan anak, pihaknya mengaku tak habis pikir atas perlakuan tersangka hingga tega melakukan perbuatan sekeji itu.

Apalagi tersangka masih berstatus pelajar usia 18 tahun dan dikabarkan memiliki hubungan keluarga dengan korban.

"Benar-benar sadis, tega sekali, inilah pentingnya peran kita semua untuk menjaga anak dari kekerasan, apalagi kekerasan seksual," ujarnya.

Ia berharap pihak berwajib memberikan hukuman yang setimpal sesuai aturan perundang-undangan yang ada untuk memberikan efek jera.

"Semoga kejadian ini tidak terulang lagi di Kabupaten Muratara, mari kita saling peduli bahwa perlindungan anak adalah tanggung jawab kita bersama," harapnya.

(tribunjakarta/tribunsumsel/kompas/tribunmedan)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved