Geram Anaknya Mau Ujian tapi Malah Disuruh Pulang, Orangtua Siswa Tewaskan Kepala Sekolah
Geram anaknya yang mau ikut ujian tapi malah tak diperbolehkan dan disuruh pulang, orangtua siswa tikam kepala sekolah sampai tewas.
TRIBUNJAKARTA.COM - Geram anaknya yang mau ikut ujian tapi malah tak diperbolehkan dan disuruh pulang, orangtua siswa tikam kepala sekolah sampai tewas.
Peristiwa berdarah itu terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tepatnya di Sekolah Dasar Inpres (SDI) wilayah Nangaroro.
Menurut informasi, penganiayaan itu terjadi berawal saat korban menyuruh anak pelaku pulang dan tidak boleh mengikuti ujian.
Anak tersebut kemudian melapor ke orangtuanya.
Dengan membawa pisau, orangtua siswa yang emosi kemudian mendatangi korban.
Korban yang melihat pelaku membawa senjata tajam kemudian mengancam akan melapor ke polisi.
Namun, pelaku langsung menikam korban hingga korban tersungkur.
Korban berinisial DA diketahui menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende, Rabu (9/6/2021) dini hari setelah dirujuk dari Puskesmas Nangaroro.
Kapolsek Nangaroro, Iptu Sudarmin Syafrudin mengatakan, berdasarkan informasi dari Kepala Puskesmas Nangaroro bahwa ibu kepsek dirujuk ke RDUD Ende pada, Selasa 8 Juni 2021 sekira pukul 19:00 Wita.
Baca juga: Babinsa TNI Ikut Terjun Bubarkan Kerumuman Promo BTS Meal McDonalds di Bekasi
Baca juga: Diduga Dikeroyok Debt Collector di Tebet, Sopir Taksi Online Gugat Perusahaan Leasing
Baca juga: Kenalan dengan Cowok di Free Fire, Bocah Jual NMAX Milik Ayahnya Rp20 Juta Demi Nyusul ke Jakarta
Tiba di RSUD Ende sekira pukul 22:00 Wita dan keesokan harinya, Rabu sekira pukul 04:00 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia.
"Sementara masih dilakukan ibadah di ruang jenazah, selanjutnya akan dibawa ke Boawae setelah singgah sebentar di Ndora," kata dia.
Dijelaskan Sudarmin, kasus tersebut bermula ketika anak pelaku berinisial EDL disuruh pulang oleh kepsek untuk tidak boleh mengikuti ujian akhir kenaikan jelas.
Setelah mendengar informasi dari sang anak, pelaku langsung menuju ke rumah Kepala Desa Emilianus Meze.
Pelaku menyampaikan pengeluhan tentang anak yang tidak bisa mengikuti ujian akhir kenaikan kelas.
