Cerita Kriminal
Pensiunan TNI & Satpam Wanita Bunuh Diri karena Asmara Terlarang, Tapi Letusan Senpi tak Terdengar
Warga sekitar memang tak mendengar bunyi letusan senjata api dari arah kamar kos yang disewa Widia yang dikenal sebagai satpam wanita.
TRIBUNJAKARTA.COM - Hubungan asmara antara pensiunan TNI, S (56) dengan satpam wanita bernama Widia (38) hingga berbadan dua diduga menjadi motif sejoli itu mengakhiri hidup dengan senjata api di indekos di Kampung Cibodas Pasar, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Namun, dua letusan dari senjata api disebut tidak terdengar oleh warga sekitar.
Lalu, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Berikut ini sederet fakta kasus dugaan bunuh diri pensiunan TNI dan satpam wanita di Tasikmalaya:
Kronologi
Tak pernah munculnya Widia dari kamar indekosnya selama dua hari, menjadi awal terungkapnya kasus dugaan bunuh diri sejoli ini.
Baca juga: Terungkap Kejadian Menegangkan sebelum Janda Satpam dan Purnawariwan TNI Tewas Berdampingan
Pada Sabtu (23/10/2021) sore itu, tetangga mulai mempertanyakan keberadaan Widia sekaligus menaruh curiga lantaran sudah dua hari tidak muncul dan kamarnya selalu tertutup.
Terlebih, sudah dua hari pula sepeda motor Widia terparkir tak berubah tempat.
"Sejak sekitar dua hari tidak kelihatan. Sementara motornya ada di luar. Karenanya langsung dicari tahu," ucap Atun Mukodas, salah satu warga setempat.
Atun dengan warga lainnya mulai mendatangi indekos Widia.
Baca juga: Lagi, Komplotan Begal Beraksi hingga Korban Tewas, Kali Ini di Cakung Berjumlah 5 Orang
Dipanggil beberapa kali, Widia tidak menanggapi. Sementara pintu dalam keadaan terkunci dari dalam.
Warga lalu berupaya mencongkel salah satu jendela kamar kos.
Saat jendela terbuka, warga melihat Widia tergeletak bersama seorang lelaki di tempat tidur.
"Tangan keduanya terlihat ada luka. Kami segera lapor ke polisi," kata Atun.
Jajaran Polsek Cisayong bersama Satreskrim yang tiba di lokasi langsung melakukan sterilisasi lokasi, karena warga mulai tumpah ruah ingin menyaksikan temuan dua mayat tersebut.
Dikenal Tertutup
Ervi (35), rekan kerja, sekaligus tetangga Widia, memberikan keterangan soal suasana indekos dua hari terakhir.
Menurutnya, keberadaan motor yang terparkir menandakan kondisi Widia yang baik-baik saja.
"Kami mengira Bu Widia baik-baik saja di dalam. Makanya kami tak begitu menghiraukannya. Terlebih ada motornya di luar," ujar Ervi.
Baca juga: Kasus Bunuh Diri Sering Terjadi di Apartemen Kalibata City, Warga: Hampir Ada Setiap Tower
Namun prasangka Ervi salah. rekan kerajanya di sebuah perusahaan garmen itu kini tak bisa lagi menemani berdinas.
Sosok Ervi dikenal tertutup dengan lingkungan sekitar.
Namun kala panggilan kerja, Widia profesional. Sebagai petugas keamanan ia dikenal tegas.
"Ia orangnya agak tertutup. Tapi di tempat kerja ia tegas dan bertanggungjwab terhadap pekerjaannya,"
Pistol dan 2 Proyektil

Setelah dua hari peyelidikan, aparat kepolisian mengungkap penyebab tewasnya sejoli itu.
Ada pistol yang menjadi kata kunci pemaparan Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan,
Aszhari mengungkapkan, saat dilakukan identifikasi di lokasi, petugas menemukan senjata api berikut dua proyektil.
Kedua proyektil berikut selongsong, dari hasil penyelidikan berasal dari pistol yang ditemukan di kamar.
Baca juga: Viral Surat dari Pencuri Untuk Korbannya, Minta Maaf Terpaksa Mencuri Karena Terlilit Utang Pinjol
senjata api itu juga yang menjadi alasan keduanya ditemuakan tak bernapas.
Dari hasil identifikasi lokasi serta otopsi, penyebab kematian sejoli tersebut karena luka tembak.
"Betul, keduanya meninggal karena luka tembak," ujar Aszhari seusai apel siaga bencana di Mapolres Tasikmalaya Kota, Senin (25/10/2021).
Akhiri Hidup Bersama
Setelah ditemukan pistol dan dua proyektil sebagai penyebab kematian.
Lantas siapa yang memulainya lebih dulu.
Tetap saja pistol hanya benda mati yang harus dioperasikan .
Lagi-lagi berdasarkan hasil otopsi, Widia lebih dulu menghembuskan napas terakhirnya, dan selanjutnya disusul S.
Baca juga: Polisi yang Banting Mahasiswa di Tangerang Didemosi jadi Bintara Tanpa Jabatan
Hal itu mengemukankan kesimpulan bahwa S yang meletuskan pistol ke leher Widia.
"Dari hasil identifikasi dan olah TKP serta autopsi terhadap kedua korban, yang meninggal duluan adalah yang perempuan disusul korban laki-laki," kata Aszhari
"Kemudian dia sendiri mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama," tambahnya.
Aszhari memastikan, tidak ada keterlibatan orang lain karena hasil penyelidikan di lokasi tidak ditemukan jejak-jejak orang lain selain jejak kedua korban.
"Kami yakin dengan kesimpulan itu bahwa S awalnya menembak korban perempuan. Lalu ia menembak dirinya sendiri," ujar Aszhari.
Motif Asmara
Setelah terungkap penyebab kematian, pertanyaan selanjutnya adalah motif yang melatarinya.
Jawabannya tidak lain adalah asmara.
Dugaan motif itu muncul setelah mengetahui kondisi Widia yang tengah berbadan dua dan pistol menjadi jalan terakhir.
Hubungan sejoli itu juga diduga adalah sepasang kekasih.
"Memang ada tanda-tanda kehamilan. Untuk hal ini kami akan berkoordinasi dengan RSU (RSU dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, -red)," kata Aszhari.
Dua Letusan Senpi tak Terdengar
Dua tembakan pistol menewaskan sejoli di kamar kos di Kampung Cibodas Pasar, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Dua tembakan itu dilepaskan S (56), seorang pensiunan TNI. Pertama terhadap sang kekasih, Widia (42), lalu yang kedua diarahkan ke dirinya sendiri.
Namun warga sekitar tak mendengar bunyi letusan tembakan tersebut. Kenapa?
"Lokasi kamar kos berada di tepi jalan raya Tasik-Bandung yang ramai dan bising. Memungkinkan tak terdengar warga," kata Kapolres Tasikmalaya, AKBP Aszhari Kurniawan, di Mapolres, Senin (25/10).
Peristiwa tragis tersebut kemungkinan terjadi Kamis (21/10) siang, pada saat lalu-lintas ramai.
Warga sekitar memang tak mendengar bunyi letusan senjata api dari arah kamar kos yang disewa Widia yang dikenal sebagai satpam wanita.
Apalagi saat siang hari, seluruh kamar kos yang berjumlah enam unit itu kosong karena para penghuninya sedang bekerja.
Terlebih beberapa kamar indekos di lokasi kejadian itu menghadap benteng tinggi jalan masuk sebuah perumahan.
Kadus setempat, Atun Mukodas, tak pernah menyinggung soal bunyi tembakan. Begitu pula sejumlah tetangga korban.
Warga malah mengira Widia sedang bepergian setelah diketahui sejak Kamis itu tak terlihat batang hidungnya.
Namun pada Sabtu (23/10/2021), warga mulai curiga ada apa-apa setelah sepeda motor milik Widia sejak Kamis dibiarkan berada di luar dan seperti tak pernah dipakai.
Hingga akhirnya warga berinsiati membuka paksa jendela indekos Widia dan mendapati kedua jasad korban.