Polisi Razia Odong-odong di Tangerang Pasca-Kecelakaan Maut di Serang, Di Cilincing Menantang Maut
Berbeda dengan di Kota Tangerang, puluhan odong-odong di Cilincing Jakarta Utara justru masih beroperasi menantang maut di antara laju truk kontainer
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Kepolisian Kota Tangerang mulai melakukan tindakan tegas terhadap keberadaan odong-odong di jalan raya.
Satlantas Polres Metro Tangerang Kota pun menggelar razia odong-odong yang beroperasi di jalan raya.
Razia odong-odong itu dilakukan polisi sebagai langkah antisipasi agar kejadian odong-odong tertabrak kereta api di Kragilan, Kabupaten Serang. yang menewaskan enam ibu dan tiga anak-anak, tidak terulang.
Kanit Turjawali Satlantas Polres Metro Tangerang Kota AKP Sobari mengatakan, pihaknya menggelar razia lantaran kendaraan odong-odong tidak sesuai dengan standar kelayakan kendaraan.
"Kami lakukan penindakan angkutan kategori mobil mini odong-odong. Ada satu odong-odong yang telah kami tahan kendaraannya," kata Sobari (27/7/2022).
Baca juga: 9 Tewas Tertabrak Kereta di Serang, 20 Odong-odong di Cilincing Tantang Maut Salip Truk Kontainer
Menurutnya, operasional kendaraan odong-odong di Kota Tangerang mengganggu arus lalu lintas.
Terlebih tidak adanya izin operasional dan jenis kendaraan tersebut tidak jelas.
"Mengganggu keberadaannya, mengganggu lalu lintas dan keberadaannya juga tidak jelas. Izinnya juga tidak ada. Oleh karena itu, kami akan mengevaluasi keberadaan odong-odong di Kota Tangerang," tegas Sobari.

Selain melakukan penindakan terhadap odong-odong, pihaknya juga melakukan penertiban parkir liar terhadap para kendaraan roda empat di sepanjang jalur Suryadarma, Neglasari.
"Dari parkir liar itu, kami menertibkan sebanyak 35 kendaraan roda empat yang kami lakukan tindakan," katanya.
Dalam razia tersebut, Sobari menambahkan, pihaknya pun menyasar penertiban terhadap anak sekolah.
Baca juga: Manusia Perak hingga Pengamen Terjaring Razia PMKS Sudinsos Jakarta Utara
Baca juga: Citayam Fashion Week Ditertibkan Polisi, Ini Kata Pria yang Mengaku Pencetusnya
Ternyata, banyaknya anak sekolah yang melakukan tindakan di luar batas saat berkendara bahkan ketika menaiki transportasi umum.
"Kita melaksanakan pemantauan terhadap anak-anak sekolah, di mana ada yang nge-BM (berhentikan mobil) atau melakukan tawuran. Itu yang kita selalu antisipasi," pungkas dia.
Odong-odong Di Cilincing Menantang Maut dengan Truk Kontainer

Berbeda dengan di Kota Tangerang, puluhan odong-odong di Cilincing Jakarta Utara justru masih beroperasi menantang maut di antara laju truk kontainer di jalan raya.
Ada sekitar 20 odong-odong yang terpantau beroperasi dengan membawa penumpang ibu-ibu dan anak-anak.
Kecelakaan maut odong-odong tertabrak kereta api di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, yang menewaskan sembilan orang tak membuat para pengemudi dan penumpang odong-odong di Cilincing khawatir.
TribunJakarta.com melakukan pemantauan dari depan Gereja Kristen Jawa di Jalan Raya Cilincing pada Rabu (27/7/2022) sore sekitar pukul 16.00 WIB.
Baru sekitar setengah jam di lokasi, terlihat tidak kurang dari 20 unit odong-odong wara-wiri menantang maut di jalanan yang penuh truk kontainer itu.
Sebagian besar pengemudi odong-odong di wilayah itu adalah remaja tanggung alias masih ABG (Anak Baru Gede).
Baca juga: Pimpinan DPRD Zita Anjani Akui Banyak Remaja LGBT saat Datangi Citayam Fashion Week:Ini Mau Diapain?
Namun, di dalam rangkaian gerbong kereta odong-odong yang dibawanya ada banyak penumpang yang didominasi ibu-ibu dan anak-anak.
Bahkan, ada pula ibu yang membawa serta anaknya yang masih balitanya duduk di gerbong-gerbong tanpa jendela dalam kondisi debu-debu beterbangan.
Sejumlah penumpang ibu-ibu itu sampai harus menutup mulut anaknya dengan tangan untuk menghindari paparan debu Jalan Raya Cilincing.
Tanpa pengamanan ekstra seperti helm maupun sabuk pengaman, puluhan odong-odong itu kerap kali terlihat mencoba mendahuli truk trailer maupun kendaraan lainnya.

Tak jarang pula odong-odong ini terpantau melaju dengan kecepatan rendah, sehingga membuat laju kendaraan di belakangnya tersendat.
Selain itu, setiap odong-odong yang melintas juga dilengkapi dengan pengeras suara dengan musik-musik dangdut remix kekinian yang diputar kencang-kencang.
Operasional odong-odong ini memang rutin ditemui di sekitaran permukiman warga Kelurahan Kalibaru.
Jalan Raya Cilincing menjadi rute para pengemudi odong-odong untuk memotong jalan agar jarak dan waktu tempuh lebih cepat dibanding harus melewati jalanan permukiman warga di Kalibaru.
Meski para pengemudi dan penumpang odong-odong ini terlihat santai ketika melintas di jalur maut Cilincing, warga lainnya mengaku resah.
Salah satunya ialah Sheri (48), warga Kalibaru yang tidak setuju dengan keberadaan odong-odong di jalan raya ini.
Sheri menilai, keberadaan odong-odong ini cenderung tidak berbahaya ketika melintas di jalan permukiman.
Tapi, ketika sudah melewati jalan raya, keberadaan odong-odong ini menghawatirkan, baik membahayakan penumpangnya maupun pengendara yang lain.
"Sebenarnya kalau adanya di gang sih enggak membahayakan ya. Soalnya kalau sudah masuk ke wilayah jalur ramai ini sangat membahayakan sekali, sangat-sangat sekali," kata Sheri di tepi Jalan Raya Cilincing, Rabu petang.
Baca juga: Malam Mencekam di Tangerang, Asap Putih Mirip Awan Tiba-tiba Muncul Lagi, Polisi Ungkap Penyebabnya
Sheri makin prihatin ketika melihat banyaknya anak-anak yang dibawa ibunya menumpang odong-odong.
Apalagi, tak jarang Sheri juga melihat anak-anak ini tidak bisa berdiam diri saat odong-odong melaju di jalan penuh truk trailer.
"(Anak-anak) kalau lihat ini itu dipegang, lihat mobil dipegang, itu sangat membahayakan sekali," katanya.
Meski keberadaan odong-odong di lingkungannya setiap hari terlihat, Sheri sendiri mengaku takut menumpang kendaraan itu, terlebih mengajak serta anaknya.
Minimnya keselamatan serta bahaya yang mengintai di jalur maut membuatnya sama sekali tak pernah ada niat naik odong-odong meski bayaran untuk sekali naik, dari satu permukiman ke permukiman lainnya di Kalibaru, cenderung sangat murah pada kisaran Rp 5.000.
Sheri pun berharap keberadaan odong-odong menantang maut ini menjadi perhatian pemerintah untuk memastikan ketertiban dan keselamatan di jalanan.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Keberadaannya Tak Jelas, Polisi 'Kandangkan' Odong-odong di Tangerang, Ganggu Ketertiban Lalu Lintas