Pengorbanan Fransisca Noni Peneliti Cikalang Christmas: Rela Cari Dana Sendiri dan Pendapatan Kecil

Sekiranya ada lebih dari 100 individu dan akhirnya membuat mereka memutuskan untuk mencari pendanaan. Berbuah manis, akhirnya sejak tahun 2011

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Youtube Tribun Jakarta
Koordinator Komunitas Burung Laut Indonesia, Fransisca Noni Tirtaningtyas, berbagi cerita soal pengalamannya meneliti burung Cikalang Christmas dalam kanal Youtube Tribun Jakarta, Minggu (9/4/2023).  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Koordinator Komunitas Burung Laut Indonesia, Fransisca Noni Tirtaningtyas, berbagi cerita soal pengalamannya meneliti burung laut.

Memiliki latar belakang keilmuan sains, ia merasa konservasi burung merupakan makanan sehari-harinya.

Sayangnya, kata dia, justru tak banyak orang yang tertarik dengan penelitian burung atau burung terancam lantaran beberapa faktor penyebab.

"Alasannya, karena kami harus mencari dana sendiri dan bisa dibilang pendapatan juga kecil. Tapi memang tantangannya itu ya memang saya cari tantangannya banyak belajar, bertemu dengan orang banyak dan selain itu juga bisa membantu dalam meningkatkan perlindungan burung liar atau satwa liar yang ada di Indonesia," ujar Fransisca dalam wawancara di kanal Youtube Tribun Jakarta, Minggu (9/4/2023).

Baca juga: Summer In Jungle di Pesona Square Dikritik Pecinta Hewan Usai Tampilkan Kera, Ini Respon Pengelola

Alasan inilah yang membuatnya tertarik untuk meneliti burung laut, satu di antaranya ialah Cikalang Christmas.

Meski berkembang biak di Pulau Christmas, Australia, burung laut yang satu ini kerap bermigrasi untuk mencari makan ke perairan Indonesia.

"Cikalang Christmas ini sebenarnya ada di Australia tapi mencari makan sampai ke perairan Indonesia. Cikalang ini termasuk yang lumayan besar lebar sekitar 1 meteran dan memiliki warna khas yaitu hitam putih," lanjutnya.

Burung Cikalang Chirstmas
Burung Cikalang Chirstmas (Grid/pixabay/David Mark)

Bekerja dengan tim, survei pertama dilakukan oleh Noni pada tahun 2010 lalu.

Sekiranya ada lebih dari 100 individu dan akhirnya membuat mereka memutuskan untuk mencari pendanaan. Berbuah manis, akhirnya sejak tahun 2011 hingga saat ini dilakukan monitoring.

"Jadi, pada saat kami mengambil atau monitoring mengambil data itu seperti jumlah individu kemudian menghitung umurnya dan jenis kelamin," bebernya.

Baca juga: Jaga Kelestarian Lingkungan, Putra-Putri Ocean Indonesia 2021 Bersihkan Sampah di Pantai Ancol

Menurutnya, Cikalang Christmas bisa ditemui di teluk Jakarta. Biasanya burung-burung ini bertengger di bambu-bambu yang digunakan oleh nelayan untuk mencari ikan.

"Kemudian sering melakukan monitoring itu ya dengan menggunakan teropong. Kemudian kami mencatat dan yang pasti karena kami harus berada di tengah-tengah meskipun terlihat.

Teluk itu tidak terlalu berombak, tapi terkadang ada waktu-waktunya posisi timur maupun barat yang posisi anginnya kencang jadi membuat kapal menjadi agak di kiri ke kanan atau terombang-ambing. Di situ kamu harus tetap mencatat untuk mengambil gambar dari Burung Cikalang tersebut," pungkasnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved