TRIBUNJAKARTA.COM - Di tengah perseteruannya dengan DPRD Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyinggung pihak-pihak yang suka nyinyir dan membenci dirinya.
Hal itu diungkapkannya ketika berpidato di Lapangan Gasibu, Bandung, saat memimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional, pada Selasa (20/5/2025).
Dalam pidatonya itu, Dedi mengatakan bisikan hati terbagi menjadi dua.
Ada pihak yang mengharapkan kebijakan yang dilakukannya berhasil sementara ada juga yang menginginkan gagal.
"Siapa yang menginginkan ini berhasil, mereka adalah kaum-kaum nasionalis yang mencintai bangsa ini," katanya seperti dikutip dari pidatonya di Kompas TV pada Selasa (20/5/2025).
Lalu, ia menyinggung pihak-pihak yang ingin agar KDM gagal menjalankan kebijakannya.
Dedi mengatakan orang-orang tersebut mengutamakan kepentingan politiknya di atas kepentingan umum.
"Siapa yang berharap ini gagal? Para nyinyir dan pembenci yang menjadikan politik sebagai tujuan hidupnya. Tanpa pernah bisa membedakan mana kepentingan politik, mana kepentingan kebangsaan."
"Walaupun kebijakannya baik karena beda dengan politiknya, maka dia mengatakan buruk dan walaupun kebijakannya buruk karena sama dengan politiknya dia katakan baik. Ini orang yang tidak punya spirit nasionalisme, dia hidup mempertuhan politik dalam setiap waktu meskipun lidahnya berkata bertuhan pada Allah tapi hatinya dalam setiap hari menghasut dan menjadikan politik sebagai tujuan hidup," katanya.
Fraksi PDI P walk out
Sebelumnya hubungan DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDI Perjuangan dengan Dedi Mulyadi sempat memanas.
Aksi walk out Fraksi PDIP mewarnai Rapat Paripurna pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) bersama Wakil Gubernur Jabar Erwan Setiawan, di Gedung DPRD Jawa Barat, Jumat (16/5/2025).
Fraksi PDIP memprotes pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang terkesan mendiskreditkan DPRD Jawa Barat.
Anggota DPRD Jabar dari Fraksi PDIP, Doni Maradona mengungkit superhero Superman saat menyampaikan protes dalam rapat paripurna tersebut.
Aksi protes Fraksi PDI Perjuangan itu berlanjut walk out setelah Pimpinan DPRD Jawa Barat membuka rapat paripuna.
Awalnya, Doni menyampaikan bahwa terdapat pernyataan Dedi Mulyadi yang mendiskreditkan DPRD Jabar saat berpidato di acara Musrembang di Cirebon pada 7 Mei 2025.