Kementerian PPPA Ungkap Maraknya Kasus Penculikan, Ini Kata Gubernur Pramono

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmen memperkuat langkah-langkah pencegahan penculikan anak.

TRIBUNJAKARTA.COM/Dionisius Arya Bima Suci
PRAMONO BICARAPENCULIKAN - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung saat meninjaul lokasi lahan di samping RS Sumber Waras, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (27/10/2025). Terkini, Pramono menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan penculikan anak di ibu kota. 

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan penculikan anak di ibu kota.

Hal ini disampaikan Pramono sebagai langkah pencegahan terhadap marak kasus penculikan anak yang terjadi belakangan ini.

“Untuk anak-anak supaya tidak terjadi penculikan, maka di Jakarta ini kan kalau untuk anak memang sudah ada aturan mainnya,” ucapnya di Balai Kota Jakarta, Kamis (19/11/2025).

“Tidak bisa anak kemudian yang masih di bawah umur itu tidak ada pendampingannya,” tambahnya menjelaskan.

Perlindungan Anak Tanggung Jawab Bersama

Pramono juga menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dalam melindungi anak-anak.

Menurutnya, ini merupakan tanggung jawab bersama dan peran aktif dari orang tua dan masyarakat dalam melindungi anak-anak dari maraknya kasus penculikan.

“Dan itulah yang kami perkuat, sehingga dengan demikian untuk menjaga anak itu menjadi bagian yang kita jaga bersama-sama,” ujarnya.

Marak Kasus Penculikan Anak Jadi Alarm Bahaya

Marak kasus penculikan anak yang terjadi belakangan ini menjadi perhatian serius Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi.

Dari catatan Kementerian PPPA, terdapat 91 kasus penculikan yang terjadi dalam kurun waktu 2022 hingga 2025 ini.

“Kemen PPPA mencatat 91 kasus penculikan anak di Indonesia dengan jumlah korban sebanyak 180 anak dalam kurun waktu 2022 sampai Oktober 2025,” ucapnya, Sabtu 15/11/2025).

Beberapa faktor jadi penyebab maraknya penculikan, salah satunya terkait faktor ekonomi, di mana anak diculik untuk dijadikan jaminan atau dieksploitasi.

“Misal dipekerjakan sebagai pengemis di berbagai kota,” kata dia.

Kasus teranyar yang bikin geger jagat dunia maya ialah balita Bilqis yang menjadi korban perdagangan anak lintas provinsi.

Ia awalnya dikabarkan hilang saat tengah bermain di sebuah taman di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada 2 November silam.

Beruntung, ia kemudian ditemukan kembali pada 8 November 2025 di daerah Jambi, tepatnya di daerah Suku Anak Dalam.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved