Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, KBRI Takhta Suci Gelar Pentas Budaya di Vatikan

KBRI Takhta Suci menggelar pentas budaya bekerja sama dengan Komunitas Kebaya Menari di aula KBRI Takhta Suci, Roma, pada Sabtu (24/10/2025).

Dokumentasi Komunitas Kebaya Menari
RAYAKAN HUBUNGAN DIPLOMATIK - Acara pentas budaya ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan ulang tahun ke-75 Hubungan Diplomatik Republik Indonesia dan Takhta Suci yang digelar di aula KBRI Takhta Suci, Roma pada Sabtu (24/10/2025). (Dokumentasi Komunitas Kebaya Menari). 

Antara lain, menggambarkan karakter ketegasan dan ketangkasan dari gerak legong yang tersirat dalam bentuk bapang.

Kata "Durga" bagi masyarakat Hindu, mengacu pada nama istri Dewa Siwa. 

Durga juga dikenal dengan nama Uma atau Parwati.

Durga adalah ibu dunia; yang bertugas melindungi manusia dari kesulitan yang ditimbulkan oleh serangan musuh atau orang jahat.

Dewi Durga disebut sebagai ibu alam semesta.

Sebab, ia merupakan perwujudan dari kasih sayang serta kelembutan.

Di berbagai kebudayaan, Durga digambarkan memiliki beraneka wujud dan rupa.

Di India, misalnya, ia biasanya digambarkan sebagai wanita cantik berkulit kuning yang menunggangi seekor harimau.

Durga digambarkan memiliki banyak tangan yang memegang senjata berbeda, hadiah dari para dewa.

Maka tarian Legong Bapang Durga yang begitu atraktif--gerak kaki, tangan, jemari hingga sudut mata--sangat membuat penonton kagum.

Tarian ini, menyampaikan nilai-nilai budaya, nilai-nilai kehidupan, dan mitologi. 

Selain tari Legong  Bapang Durga, ditampilkan juga tari Bedhaya Ura-ura (Jawa,), representasi agama Katolik, dan Tari Zatin (Sumatera) representasi agama Islam.  

Tari Bedhaya pada awalnya difungsikan untuk sebuah pertunjukan atau ritual.

Tari Bedhaya Ketawang, misalnya, merupakan jenis tarian kebesaran yang memiliki nilai kesakralan tinggi dan hanya dipentaskan dalam momen-momen istimewa seperti penobatan serta peringatan naik takhta raja di lingkungan Kesunanan Surakarta. 

Karena itu, tarian ini memiliki tempat khusus di hati masyarakat maupun keluarga keraton karena dianggap suci dan sarat makna spiritual.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved