Motif Asmara Teror Petasan Klaten: Tak Diterima Istri Sah, Pelaku Cemburu Korban Kembali ke Suaminya

Polisi akhirnya mengungkap teror petasan yang menggegerkan warga Klaten. Ada motif asmara dibalik peristiwa itu.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI
Tersangka Bambang saat rilis di Mapolres Klaten, Kamis (8/8/2019) 

Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan tentang kasus tersebut.

Namun, pihak korban Tina Rukiyem yang tinggal di dusun Turen, desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes ini belum benar-benar melaporkan kemungkinan teror yang dialaminya selama ini.

Meskipun sudah 3 kali diteror petasan namun baru kali ini petasan meledak dan membuat warga berhamburan keluar rumah.

"Korban memang membuat laporan ke kepolisian," katanya.

"Tapi kami meminta kepada pihak RT untuk mau ikut menjaga wilayah tersebut," katanya.

Beberapa barang bukti yang berhasil diamankan yakni petasan 4 buah, paralon 1 dan beberapa paku payung.

Selama ini pemilik rumah, Tina mengaku tidak memiliki dendam terhadap siapapun.

Dirinya juga tidak mencurigai pihak-pihak yang sengaja melakukan peledakan petasan di rumahnya selama ini.

Warga Tiga Kali Kena Teror

Warga dusun Turen, desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes yakni Tina Rukiyem mengaku sudah tiga kali dirinya diteror oleh petasan.

"Ini sudah ketiga kalinya saya diteror," katanya Selasa (6/8/2019) siang.

"Yang pertama yang beberapa minggu ini," katanya.

Penemuan petasan yang pertama yakni pada tanggal 30 Juli 2019 dan tgl 3 agustus 2019.

"Saat pertama ini di depan rumah saya, satu kresek ada paku payungnya," katanya.

"Kalau kedua di dekat sumur, itu petasan yang menggunakan pipa paralon," katanya.

Namun, petasan yang langsung meledak sangat keras baru terjadi dini hari tadi, Selasa (6/7/2019) pukul 2.00 WIB.

Saat itu dirinya sudah mau kembali ke kamar untuk tidur.

Namun Tina mendengar ada suara motor yang disusul letusan petasan yang cukup keras hingga membuat tanah bergetar.

Bahkan para tetangga langsung keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi.

Suara tersebut menyebabkan beberapa kaca dan jendela bergetar.

Warga langsung berhamburan keluar rumah saat itu juga.

"Kami mengiranya ada bom rakitan yang meledak tapi ternyata bukan," katanya.

Saat periksa, tetangga menemukan beberapa barang bukti yang berhasil diamankan.

Yakni petasan 4 buah, paralon 1 dan beberapa paku payung.

Selama ini pemilik rumah, Tina mengaku tidak memiliki dendam terhadap siapapun.

Dirinya juga tidak mencurigai pihak-pihak yang sengaja melakukan peledakan petasan di rumahnya selama ini.

Sementara itu seperti diberitakan sebelumnya, warga Dusun Turen, Desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes, Selasa (6/7/2019) pukul 02.00 WIB dikejutkan oleh suara ledakan keras.

Suara tersebut menyebabkan beberapa kaca dan jendela di rumah warga bergetar.

Warga langsung berhamburan keluar rumah saat itu juga.

Mereka mengira ada bom rakitan yang meledak namun ternyata suara ledakan dari petasan yang sengaja diledakkan di depan rumah salah satu warga Dukuh Turen, Tina Rukiyem.

Warga Sempat Mengira Bom

Suami Tina, Sigit, saat menunjukkan sisa dari ledakan petasan, Klaten, Selasa (6/8/2019)
Suami Tina, Sigit, saat menunjukkan sisa dari ledakan petasan, Klaten, Selasa (6/8/2019) (TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI)

Warga Dusun Turen, Desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes, Selasa (6/7/2019) pukul 02.00 WIB dikejutkan oleh suara ledakan keras.

Suara tersebut menyebabkan beberapa kaca dan jendela di rumah warga bergetar.

Warga langsung berhamburan keluar rumah saat itu juga.

Mereka mengira ada bom rakitan yang meledak namun ternyata suara ledakan dari petasan yang sengaja diledakkan di depan rumah salah satu warga Dukuh Turen, Tina Rukiyem.

Saat ditemui TribunSolo.com di kediamannya, ia mengatakan bahwa di rumahnya sudah 3 kali ini menjadi sasaran orang tidak bertanggung jawab.

"Ada 3 kali ini, dulu yang pertama itu pakai paku juga dan petasannya dimasukkan di dalam tas kresek," katanya.

"Yang kedua itu menggunakan paralon kecil yang diletakkan di dekat sumur, dulu sepertinya sempat dinyalakan tapi tidak meledak," tambah dia.

Tina sendiri tengah berada di kamar mandi saat kejadian berlangsung.

"Suami kan sedang tidak ada di rumah jadi saya cek sendiri, tetangga juga keluar semua," ujar Tina.

"Pas saya masuk kamar itu saya dengar suara motor lewat lalu ada ledakan tersebut," katanya.

Pemadaman Listrik Massal, PLN dan Menteri BUMN Digugat Berikan Ganti Rugi Rp 40 Triliun di PN Jaksel

Dituding Andre Rosiade Nikmati Fasilitas Reklamasi Saat Jadi Staf Ahok, Rian Ernest Kaget: Fitnah!

Diduga Pengaruh Miras, Lamaran Pernikahan Berujung Maut Bermula dari Omongan hingga Pembacokan

Terhalang Pagar Besi, Istri Mbah Moen Saksikan Pemakaman Sang Ulama Dari Kejauhan: Berderai Air Mata

Aksi di Kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat, Ini yang Disuarakan Massa Komite Nasional Garda Nawacita

Setelah ledakan, dia langsung menghubungi Polsek Kalikotes.

"Polisi datang sekitar pukul 03.00 WIB dan langsung membawa barang bukti," ujar Tina.

Beberapa barang bukti yang berhasil diamankan yakni petasan 4 buah, 1 paralon, dan beberapa paku payung.

Selama ini Tina mengaku tidak memiliki dendam terhadap siapapun.

Dirinya juga tidak mencurigai pihak-pihak yang sengaja melakukan peledakan petasan di rumahnya selama ini.

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved