Pintu Tertutup Rapat hingga Listrik Dipadamkan, Warga Kompak Tak Gubris Polisi soal Ledakan Petasan
Pintu tertutup rapat dan listrik dipadamkan, warga satu desa kompak enggan tunjukan lokasi ledakan petasan ke polisi.
Mereka selamat karena duduk terpisah dari para korban lain.
"Mereka kan duduk melingkar sambil mengisi bubuk mercon. Kami berdua duduk terpisah," ucap Shofian.
Menurutnya, persiapan pembuatan mercon ini sudah dilakukan sejak awal puasa.
Saat itu kertas-kertas mulai dikumpulkan dan mulai digulung tapi belum ada bubuk mesiu.
Mesiu baru tersedia Senin (10/5/2021) malam dan mulai diisikan pukul 21.30 WIB.
"Selepas tarawih mulai diisikan. Saat kejadian sudah ada 15 mercon yang sudah jadi," sambung Shofian.
Mercon ini rata-rata seukuran betis orang dewasa.
Baca juga: 2 Pemuda Tewas Akibat Ledakan Petasan, Satu Korban Terpental ke Atap Rumah, Korban Lain Mengenaskan
Baca juga: Kakak Beradik Tewas Akibat Petasan Maut: Terpental ke Atap Rumah, Potongan Kaki Belum Ditemukan
Baca juga: Gudang Mebel di Cakung Terbakar, Diduga Akibat Petasan
Tiga mercon sudah diisi mesiu, tapi belum dipasang sumbu.
Sementara satu mercon tengah dipasang sumbu oleh Andik.
Seteleh sumbu terpasang, Andik berupaya menjepit sumber dengan alat obeng dan palu.
Caranya kertas di bagian lubang masuk mesiu, dipukul dengan obeng agar melesak ke dalam dan menjepit sumbu.
Namun Andik memukul terlalu keras sehingga obeng itu menusuk badan mercon hingga menembus bagian mesiu.
"Obengnya menembus bagian mesiu, langsung meledak. Semua mercon yang sudah diisi mesiu ikut meledak," tutur Shofian.
Besarnya ledakan membuat lantai rumah berlubang.
Shofian dan Gilang selamat karena duduk terpisah dan terhalang tubuh korban lain.