Cerita Kriminal

4 Fakta Guru Mesum di SMKN Penjaringan Jakarta Utara: Modus Panggil Satu Per Satu Siswi ke Kelas

Berikut sederet fakta terkait kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru di SMKN Jakarta Utara. 

|
ISTIMEWA
Ilustrasi pelecehan seksual seks. Berikut sederet fakta terkait kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru di SMKN Jakarta Utara.  

Salah seorang alumni yang juga pendamping korban, CR (19) mengatakan, sejauh ini pihaknya telah mendata bahwa ada 15 siswi yang menjadi korban kebejatan H.

Ini sekaligus untuk menyangkal keterangan kepala sekolah yang menyebutkan bahwa korban hanya 11 orang.

"Untuk kasusnya ini, kasus pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru terhadap beberapa murid dari sekolah tersebut."

" Sejauh ini yang telah didata ada 15 orang," kata CR, Selasa (8/10/2024).

CR menuturkan, saat ini para alumni masih terus menelusuri kasus pelecehan seksual yang dilakukan guru seni budaya itu.

Salah satu upaya penelusuran termasuk mencari dan meyakinkan jika ada korban-korban lain yang ingin bersuara.

"Untuk lebih dari 15 orang itu kita belum bisa prediksi karena ada banyaknya orang yang masih belum mau speak up untuk kejadian ini," katanya.

2. Modus panggil satu per satu ke kelas

H dikabarkan melakukan pelecehan dengan modus memanggil para korban satu per satu untuk menghafalkan salah satu lagu. 

Pelecehan itu dilakukan pelaku di dalam ruangannya, saat pelajaran seni budaya berlangsung.

Dari situ, H mulai menggerayangi dan melecehkan para siswinya.

Adapun para korban diduga merupakan peserta didik kelas X sekolah tersebut.

3. Korban berani buka suara

Keberanian korban untuk melapor menjadi kunci terungkapnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan Hanafi, guru SMKN Jakarta, terhadap belasan peserta didiknya.

Meski dilanda trauma, beberapa perempuan muda yang menjadi korban kebejatan H memberanikan diri untuk bersuara.

Laporan pelecehan seksual ini diterima pihak sekolah pada 3 Oktober 2024 lalu.

Saat itu, beberapa korban mengumpulkan keberanian mereka untuk mengadukan kebejatan Hanafi ke salah satu guru, yang kemudian diteruskan ke kepala sekolah.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved